Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Alam Toraja

Serunya Menaklukkan Jeram di Sungai Maiting

Foto : TOSA Toraja One Stop Adventure
A   A   A   Pengaturan Font

Ada beberapa sungai yang bisa disusuri untuk kegiatan arung jeram di Kabupaten Toraja Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Namun hanya Sungai Maiting yang paling favorit karena menawarkan pemandangan indah dan memiliki jeram-jeram yang menantang.

Toraja bukan hanya menawarkan wisata budaya yang banyak menarik perhatian dunia. Alamnya yang bergunung-gunung dialiri sungai-sungai yang penuh jeram, menarik siapa saja yang datang untuk untuk mengarunginya dengan cara rafting.

Ada beberapa sungai yang bisa disusuri untuk kegiatan arung jeram (rafting) seperti Sungai Sa'dan, Sungai Masuppu, dan Sungai Maiting. Namun dari ketiganya, Sungai Maiting termasuk yang paling favorit karena menawarkan pemandangan indah dan memiliki jeram-jeram yang menantang.

Sungai Maiting terletak di Lembang (sebutan untuk desa) Maiting, Kecamatan Rindingallo, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Panjangnya dari hulu hingga hilir mencapai sekitar 50 kilometer dan sungai ini berakhir ketika bertemu dengan Sungai Saddang.

Hulu sungai tersebut berada di Desa Tosapan, Lembang Pulu-Pulu, Kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Toraja Utara, terbentuk dari pertemuan sungai-sungai kecil. Sedangkan hilirnya berada di Desa Tapparan, Kabupaten Tana Toraja.

Spot yang biasa dipilih oleh penggemar olahraga arung jeram di Sungai Maiting, mulai dari Ma'dong, di Lembang Paku, Kecamatan Dende' Piongan Napo, dan berakhir di Lembang Tapparan, Kecamatan Rantetayo dengan jarak mencapai 15 kilometer.

Dalam satu kali perjalanan wisatawan atau penggemar arung jeram bisa menghabiskan waktu kurang lebih tiga hingga empat jam, tergantung kondisi arus. Jika arusnya semakin deras maka tentu saja akan cepat sampai dan keseruannya semakin tinggi.

Sepanjang perjalanan menyusuri Sungai Maiting ini akan menghadapi 10 jeram yang sangat menantang. Tingkat kesulitan jeramnya antara kelas 2, 3, dan 4. Kategori jeram ini tergolong masih dapat diatasi oleh mereka yang tidak biasa melakukan kegiatan arung jeram sekalipun.

Menurut laman Bali Rafting Adventure, tingkat kesulitan jeram dimulai dari kelas 1 yang paling rendah hingga kelas 6 untuk yang tertinggi. Jeram kelas kelas 2 adalah lintasan sungai yang masih sedikit datar tapi sudah mulai beriak dan belum banyak batu besar di lintasannya. Jadi rafting dengan kelas 2 juga bisa untuk semua kalangan, baik anak-anak dan orang dewasa.

Sedangkan kelas jeram sungai kelas 3 adalah lintasan sungai yang sudah beriak, berarus, dan banyak bebatuan besar yang membuat harus bermanuver. Sungainya memiliki gelombang kecil, terdapat batu besar dan terdapat terjunan miring setinggi maksimal 4 meter.

Kelas jeram sungai kelas 4 berupa arus dan gelombang sedang. Selain itu, di jalur sungai banyak terdapat banyak batu besar, terjunan miring dengan maksimum tinggi 6 meter, serta diperlukan keahlian manuver yang handal.

Untuk dapat mengikuti level jeram kelas 4, peserta rafting pemula harus ditemani pemandu (guide) sungai. Selain itu, saat rafting disarankan mengarunginya dalam jumlah grup perahu lebih dari 2 boat dan setiap 1 boat terdapat 1 orang instruktur yang tentunya sekali lagi sudah berpengalaman atau well trained.

Namun di Sungai Maiting levelnya bisa meningkat menjadi kelas 5 jika arusnya meningkat karena hujan deras. Apabila di hulu dalam keadaan mendung disarankan untuk lebih cepat dalam mendayung agar jaraknya tetap jauh dari air deras yang muncul.

Untuk menuju titik start di Madong, peserta arung jeram harus melewati berjalan kaki membelah hutan. Jalan tanah setapak ini cukup licin apalagi jika sedang hujan sehingga perlu berhati-hati. Selain itu juga harus menyeberangi jembatan bambu yang terlihat rapuh.

Sebelum memulai kegiatan arung jeram, peserta perlu mengenakan baju pelampung, dan mengikuti pengarahan seperti belajar mendayung, mendengarkan dan mempraktekkan instruksi sederhana. Mereka juga perlu mengenal rekan perjalanan jika bukan serombongan untuk menjaga kekompakan selama perjalanan.

Demi menjaga keselamatan, setiap perahu hanya boleh diisi oleh maksimal 5 orang peserta. Agar perahu karet imbang untuk menjaga dari kemungkinan terbalik, dilakukan pembagian posisi agar berat beban tersebar secara merata pada kanan-kiri perahu dan juga bagian depan maupun bagian belakang.

Tebing dan Air Terjun

Di sepanjang alur Sungai Maiting, terlihat pemandangan alam yang masih sangat alami. Sungai ini mengalir di antara perbukitan batu di kanan dan kirinya. Di bebatuan itu ditumbuhi terdapat tanah yang mendukung bagi tumbuhnya tanaman sehingga tebing-tebingnya terlihat hijau. Vegetasinya adalah pohon cemara dan yang lainnya adalah tanaman semak-semak.

Banyak dijumpai tebing batu dengan kemiringan curam di sisi kiri maupun kanan sungai. Juga terdapat beberapa air terjun, baik yang berukuran besar maupun kecil sepanjang rute arung jeram yang menambah kaya pemandangan alamnya.

Tebing batu di kanan-kiri sungai yang berdiri hampir tegak membuat seolah terjepit di antara bebatuan. Di tengah-tengah sungai banyak batu besar yang menghalangi perahu karet yang digunakan rafting. Sesekali biasanya akan menabrak batuan ini.

Yang sangat menarik di sepanjang rute akan dijumpai air terjun yang airnya jatuh ke dalam sungai. Air terjun besar yang dilewati di jalur sungai ini diantaranya air terjun Paddaka, air terjun Piongan, dan air terjun Bambalu, yang terletak di Kecamatan Kurra, Kabupaten Tana Toraja.

Air terjun ini bukan hanya di satu sisi saja namun jika di kanan dan kiri. Airnya jatuh menimpa batu menciptakan suasana basah di di bawahnya. Jika sedang musim hujan airnya cukup deras yang menambah dramatis pemandangan.

Dalam pengarungan selama 3 jam, peserta rafting diajak untuk beristirahat di sebuah tepian yang mirip bibir pantai. Pasir di Sungai Maiting ini sangat berkilau saat sinar matahari menerpa. Pantulan cahayanya begitu indah. Kalau perhatikan lebih dekat, butiran pasirnya seperti berwarna perak dan emas.

Selain itu biasanya operator arung jeram akan mengajak peserta untuk singgah di salah satu air terjun, salah satunya yang menjadi andalan adalah Air Terjun Piongan. Curug ini sangat tinggi kira-kira mencapai 50 meter dari permukaan sungai.

Meski tinggi, air terjun Piongan bertingkat-tingkat sehingga airnya yang jatuh ke badan tidak begitu kencang menghantam. Pelancong pun bisa menikmati keindahan dan beningnya air terjun dengan melakukan aktivitas membasahi badan lainnya untuk menyegarkan badan setelah sekian lama mendayung perahu karet.

Pemandangan alam lain selama mengarungi rute rafting adalah ditemukannya berbagai fauna menarik. Beberapa satwa berupa burung seperti elang dan belibis yang terbang bebas di sepanjang sungai untuk mencari makan dari ikan yang hidup di dalam air.

Untuk menikmati keseruan arung jeram di Sungai Maiting, wisatawan perlu merogoh kocek antara 500 ribu hingga 1 juta rupiah. Harga ini termasuk transportasi menuju lokasi arung jeram, minuman, kudapan, dan makan siang.

Sungai Maiting ini sangat layak untuk dijadikan tempat untuk berwisata arung jeram. Pada 2022 misalnya Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan FAJI Tana Toraja menggelar pelatihan manajemen lomba dan persiapan kejurnas arung jeram ke-4.

Kegiatan ini berlangsung di Sungai Maiting, Tapparan, Kabupaten Tana Toraja, 18-20 November 2022 lalu sekaligus mengenalkan kegiatan penuh tantangan ini kepada masyarakat. Dengan cara ini sport tourism ini bisa dinikmati oleh banyak kalangan khususnya anak muda. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top