Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Serba-serbi Ekonomi Restoratif, Bersinambungan Antara Ekonomi dan Lingkungan

Foto : The Conversation/Shutterstock/3rdtimeluckystudio

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Sejak diluncurkan pada 2021, program ini telah melibatkan 199.767 kepala keluarga di 28 provinsi, termasuk Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Kalimantan Timur. Walhi mendampingi pengelolaan 1,3 juta hektare lahan komunitas dari lima lanskap ekologis, mulai dari gambut hingga hutan. Sebagai hasilnya, Walhi berhasil mengidentifikasi 77 sumber pangan potensial dan memulihkan hutan di Desa Ibun, Jawa Barat, yang kini mendukung ekonomi lokal.

Prinsip ekonomi restoratif juga diterapkan di Desa Pigapu, Iwaka, Papua, melalui pengelolaan hutan sosial. Program ini melibatkan 77 perempuan dan 33 laki-laki dalam tujuh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial untuk mengelola hasil hutan non-kayu dan jasa lingkungan, seperti ekowisata. Mereka juga diberi akses pelatihan bisnis, pengembangan produk, dan perizinan usaha yang didampingi oleh Yayasan Ekologi Sahul Lestari dan didanai oleh The Asia Foundation.

Dilaksanakan sejak 2022, program ini berhasil menerbitkan legalitas usaha untuk empat kelompok usaha pangan, satu kelompok anyaman, satu tanaman hias, dan satu ekowisata. Desa Pigapu kini menjadi destinasi ekowisata lokal dengan 29 pemandu wisata dan tiga di antaranya bersertifikasi.

Negara masih lebih memilih laju pertumbuhan ekonomi ketimbang lingkungan

Masih banyak negara yang belum menunjukkan komitmen kuat terhadap upaya pemulihan dan perlindungan lingkungan. Sebagai contoh, pemerintah Indonesia membuka kembali ekspor pasir laut yang telah ditutup selama 20 tahun. Kebijakan ini berpotensi merusak ekosistem pesisir dan mengancam mata pencaharian para nelayan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top