Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Sepeda Motor Listrik Beri Kehidupan yang Lebih Baik bagi Perempuan Zimbabwe

Foto : AFP/Jekesai NJIKIZANA

Kendaraan Listrik I Danai Bvochora, petani perempuan dari Domboshava, Zimbabwe, tiba di sebuah pasar dengan mengendarai sepeda roda tiga listrik bertenaga surya miliknya untuk menjual telur hasil dari pertaniannya pada 20 Juli lalu. Berkat kendaraan listrik yang hemat biaya,  Bvochora kini bisa meningkatkan hasil keuntungan dari bisnisnya itu.

A   A   A   Pengaturan Font

Selama bertahun-tahun, menjual telur adalah bisnis yang tidak menyenangkan bagi Danai Bvochora, karena sebagian besar uang yang dia hasilkan digunakan untuk membayar ongkos minibus ke pasar di daerah pedesaan Zimbabwe.

Semua itu berubah hingga sepeda motor roda tiga listrik tenaga surya berwarna coklat mengubah kehidupannya.

"Kami dulu membawa beban di atas kepala kami. (Kini kehadiran) sepeda roda tiga telah mengurangi beban," kata perempuan berusia 47 tahun dari Domboshava, sekitar 40 kilometer sebelah utara ibu kota Zimbabwe, Harare.

Dia dengan hati-hati memuat telur ke bak terbuka sepeda motor roda tiganya sebelum memulai perjalanan delapan kilometer yang bergelombang ke pasar.

"Kami bahkan menggunakan sepeda motor roda tiga ini untuk pergi ke gereja dan beribadah," kata Bvochora seraya menjelaskan bahwa setiap satu kali perjalanan untuk membeli pakan ayam dari pusat bisnis lokal ia harus menghabiskan biaya 12 dollar AS.

Tetapi dengan mengisi ulang listrik pada kendaraan tenaga surya barunya, membuatnya hanya membayar 2,50 dollar AS saja setiap dua pekan, dan ibu dua anak ini sekarang mendapat untung.

Bvochora adalah salah satu dari kelompok perempuan di Domboshava, sebuah distrik yang terkenal dengan bukit-bukit indah dan hamparan batu-batu besar, yang menerima sepeda roda tiga tahun lalu sebagai bagian dari proyek yang didanai Uni Eropa (UE) untuk membantu petani skala kecil.

"Dirakit oleh perusahaan sosial Mobility for Africa yang berbasis di Harare, kendaraan roda tiga ini pertama kali diperkenalkan di Zimbabwe pada 2019 untuk membantu kaum perempuan mengembangkan bisnis mereka," kata direktur perusahaan Mobility for Africa bernama Shantha Bloemen.

Transportasi secara historis tidak memadai di daerah pedesaan yang berpenduduk amat jarang di Zimbabwe, di mana perempuan sering harus berjalan jauh membawa beban berat di kepala mereka untuk menjual produk hasil pertanian/peternakannya yang terkadang rusak dalam perjalanan karena cuaca panas.

"Gagasan untuk mengatasinya dengan kendaraan roda tiga listrik pada awalnya membuat beberapa orang terkejut," kata Bloemen, seorang warga kelahiran Amerika yang merupakan penduduk tetap di Zimbabwe dan tinggal di negara itu sejak era '90-an ketika dia bekerja untuk Unicef.

"Awalnya sangat sepi ketika kami merintisnya," kata Bloemen sambil menjelaskan bahwa timnya harus bekerja keras untuk membuktikan kepada penyandang dana bahwa ide itu layak. "Tidak ada yang berbicara tentang mobilitas listrik di Afrika apalagi untuk kaum perempuan di pedesaan," imbuh dia.

Tiga tahun kemudian, Mobility for Africa berencana untuk melipatgandakan lebih dari tiga kali lipat armada yang saat ini berjumlah 88 unit kendaraan bermotor listrik pada akhir 2022 mendatang.

Rencana ini bisa terjadi berkat telah dioperasikannya tiga stasiun pembangkit listrik tenaga surya, dimana pengemudi kendaraan listrik bisa datang untuk menukar baterai lithium mereka dengan yang sudah terisi penuh saat kehabisan energi atau membayar biaya reparasi ketika ada baterai yang rusak.

Perluas Operasi

Zimbabwe selama lebih dari dua dekade menghadapi kondisi ekonomi yang sulit dan yang paling terpukul adalah daerah pedesaan. Perekonomian negara ini terutama didorong oleh sektor informal yang digerakkan oleh petani perempuan seperti di Domboshava ini.

Sementara beberapa kendaraan roda tiga yang dijulukiHambadalam bahasa lokal Ndebele, dibeli oleh UE dan kemudian sebagian diberikan kepada penduduk setempat dan sisanya disewakan seharga 5 dollar AS per hari.

Phyllis Chifamba, ibu empat anak berusia 37 tahun, menggunakan kendaraan sewaannya sebagai taksi. Kliennya termasuk orang sakit yang pergi ke klinik, perempuan hamil yang pergi untuk pemeriksaan kesehatan, dan penduduk desa dan petani yang pergi berbelanja dan keperluan lainnya.

"Saya mampu menyediakan makanan untuk keluarga saya dan membayar biaya sekolah untuk anak-anak saya dengan uang yang saya hasilkan dari menggunakanHamba," tutur dia.

Melihat keberhasilan di Domboshava, pihak perusahaan sosial Mobility for Africa mengatakan mereka berencana untuk memperluas operasinya ke daerah lain.

"Kaum perempuan Afrika adalah yang paling giat berwirausaha, paling produktif, tetapi tidak ada yang menganggap mereka serius," kata Bloemen. "Jika kita memecahkan masalah transportasi, ekonomi pedesaan akan berputar. Petani kecil akan bisa membawa lebih banyak produk ke pasar," imbuh dia.

Frasia Gotosa, salah seorang perempuan yang memperoleh manfaat dari kendaraan listrik dari Mobility for Africa mengatakan bahwa usaha kecilnya kini telah meningkat sejak dia mengemudikan sendiri kendaraan listriknya ke pasar.

"Sekarang saya bisa ke pasar saat hasil bumi saya masih segar," ungkap dia. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top