Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Seniman Teater Indonesia Pukau Penonton di Swedia

Foto : istimewa

Salah satu adegan monolog Cotton Candy yang merupakan bagian dalam program Regina Art Monologue Project saat pentas di Gothenburg, Swedia, pada akhir pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Seniman teater Indonesia dalam program Regina Art Monologue Project berhasil memukau penonton di Gothenburg, Swedia, pada akhir pekan lalu. Program tersebut menghadirkan dua monolog "Cotton Candy" tentang penyintas kekerasan seksual dan "Besok atau Tidak Sama Sekali" tentang peristiwa dibalik Proklamasi bangsa Indonesia.

"Kami ingin memperkenalkan sastra dan sejarah Indonesia seperti apa. Awalnya ragu karena selama ini ada anggapan sulit membawa teater ke luar karena unsur bahasa dan dominasi verbal," ujar sutradara dan pemain Regina Art Monologue Project, Wawan Sofwan, dalam keterangannya, Selasa (24/10).

Wawan mengatakan, selain Swedia, Regina Art Monologue Project digelar di empat negara yaitu Jerman, Norwegia, Belanda, dan Perancis. Sebelumnya, Regina Art Monologue Project juga sukses menggelar monolog di Amerika Serikat dan Meksiko.

Dia menerangkan, usai pentas di Swedia banyak muncul dukungan agar Regina Art dan para seniman Indonesia semakin sering mengadakan pementasan di luar negeri. Selain mempromosikan seni teater, hal tersebut bisa menambah citra positif Indonesia.

"Dengan begitu dapat menambah citra positif Indonesia di dunia internasional serta semakin mempromosikan seni teater dari Indonesia," jelasnya.

Puluhan mahasiswa dan diaspora Indonesia, serta masyarakat lokal Swedia, hadir pada pementasan Regina Art Monologue Project yang bertempat di Allégårdens. Mahasiswa Lund University Sweden, Maria Sita Mulyadi, merasa sangat tersentuh dengan Monolog Cotton Candy. Menurutnya, aktor Joane Win benar-benar menyalurkan semua emosinya dalam monolog tersebut.

"Lalu monolog Besok atau Tidak Sama Sekali membuat pelajaran sejarah menjadi lebih mudah dipahami. Sukses terus untuk Regina Art," katanya.

Apresiasi tidak hanya datang dari warga Indonesia. Salah seorang warga Gothenburg, Susi Burton mengaku terkesan dengan dua monolog Regina Art Monologue Project. "Monolog Cotton Candy sangat emosional dan berani, akting Joane Win juga sangat otentik," ucapnya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top