Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kungfu Cha

Seni Penyeduhan untuk Mengeluarkan Rasa Teh Asli

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Teh merupakan salah satu minuman yang setiap hari disantap orang-orang di seluruh dunia, selain kopi, tentunya. Bahkan, selama berabad-abad, teh telah menjadi bagian dari tradisi dan budaya di berbagai bangsa di dunia, termasuk di Indonesia.

Sayangnya, di tengah keberagaman teh dan segala tradisi yang dimilikinya, masih sedikit sekali orang yang mengetahui cara penyajian teh yang dapat mengeluarkan rasa dari teh tersebut secara maksimal.

Salah satunya adalah Kungfu Cha, teknik penyeduhan teh yang dilakukan di Tiongkok. Kungfu Cha berasal dari kata Kungfu yang artinya gerak-gerik dan Cha yang dapat diartikan sebagai teh. Maka dari itu, Kungfu Cha diartikan sebagai suatu seni dalam penyeduhan teh.

Sensei Suwarni Widjaja sebagai satu-satunya Tea Master asal Indonesia yang telah mendapatkan sertifikasi internasional dan diakui Organisasi Teh di Tiongkok dan Jepang mengatakan, meskipun seni penyeduhan teh ini berasal dari Tiongkok, tetapi secara umum memiliki makna khusus yang dalam. Karena tidak hanya sekedar menuangkan air panas ke dalam wadah berisi teh saja, tetapi juga lebih dari itu.

"Bukan hanya sekadar menuang air panas lalu diminum. Melalui seni penyeduhan teh, si penyaji maupun penikmat dapat saling belajar mengenal kepribadian dan pengetahuan yang mencakup tujuan hidup maupun cara berpikir lawan bicaranya," jelasnya.

Selain itu, seni penyeduhan teh memiliki makna kesabaran, ketekunan, tata krama, santun, keindahan, ketenangan, serta harmonisasi dalam kehidupan, dan secara tidak langsung seperti sedang melakukan meditasi.

Dalam workshop yang diselenggarakan oleh Siang Ming Tea dan Kopi Oey, Sensei Suwarni menjelaskan dasar dari penyeduhan teh adalah air panas, teh, dan alat yang digunakan, seperti teko dan cangkir, sehingga teh yang akan dinikmati nantinya akan enak. Perlu juga mengetahui jenis teh yang akan diseduh karena jenis teh dapat mempengaruhi teknik penyeduhannya.

Pada kesempatan itu, Sensei Suwarni menyeduh the hitam dan teh hijau. Pertama, yang harus dilakukan adalah memanaskan terlebih dahulu poci yang akan digunakan dengan cara menyiramnya dengan air panas sehingga panasnya merata, di dalam dan di luar. Setelahnya, masukan teh ke dalam poci, dilanjutkan dengan menambahkan air panas. Kemudian tunggu beberapa saat sebelum akhirnya, teh dapat dinikmati.

"Ada yang diperhatikan, untuk teh hitam tunggu 30 detik untuk seduhan pertamanya. Sedangkan teh hijau dapat menunggu sekitar 40 sampai 50 detik," kata Sensei Suwarni.

Khusus untuk teh hijau ada perlakuan khusus, yaitu air panas tidak boleh lebih dari 80 derajat, dan ketika dituang ke dalam poci harus dengan gerakan memutar. Hal itu dikarenakan dapat membuat teh hijau yang ada di dalamnya dapat matang sehingga bisa mendapatkan rasa yang diinginkan. Setelah itu, barulah teh dapat dituang dan rasakan seduhan pertamanya.

Namun, ada trik khusus untuk merasakan rasa teh yang sesungguhnya. Yaitu dengan mendiamkannya di dalam mulut sejenak sebelum akhirnya menelan teh tersebut.

"Karena bagus juga kan mendiamkan teh di dalam mulut, bisa sekalian membersihkan plak yang ada pada gigi," ujar Sensei Suwarni.

Normalnya, untuk menikmati teh hingga tiga kali seduhan. Itu karena biasanya, teh akan mulai mengeluarkan rasa aslinya pada seduhan kedua dan ketiga. Itulah uniknya teh, karena dapat diseduh berulang kali hingga warnanya bening atau tidak mengeluarkan rasa sama sekali. "Tergantung jenis tehnya juga, ada yang bisa sampai diseduh 10 kali, ada yang hanya 3 kali. Pokoknya bisa diseduh berulang kali sampai warnanya bening, berbeda dengan kopi yang hanya sekali seduh," kata Sensei Suwarni.

Mengenal Ragam Jenis Teh

Ada ratusan jenis teh yang ada di seluruh dunia. Namun, secara garis besar terdapat enam jenis teh, yaitu teh putih, teh kuning, teh hijau, teh merah, teh hitam, dan teh bunga.

Dari jenis dasar itulah, kemudian berkembang menjadi ratusan varian teh.

Perbedaannya dari fermentasi dan hasil akhir teh tersebut. Semisalnya pada teh hitam itu difermentasi penuh, sementara pada teh hijau tidak dilakukan fermentasi sama sekali. Kalau teh putih dan teh kuning biasanya semi fermentasi, atau tidak sepenuhnya difermentasi. Teh bunga sendiri merupakan perpaduan antara teh dengan memasukan unsur bunga, semisalnya bunga melati, untuk menambah cita rasa dan aroma.

Untuk fermentasi pun terbagi menjadi dua, yaitu ripe tea dan raw tea. Ripe tea merupakan teh yang difermentasi di dalam ruangan dengan temperatur tinggi dan kelembaban tinggi dan harus dijaga jangan sampai berjamur. Sementara raw tea adalah fermentasi teh yang dilakukan dengan cara membiarkannya di tempat terbuka, atau fermentasi dengan alam.

"Kalau teh hitam karena full fermentasi, semakin lama malah semakin baik dan harganya juga bisa semakin mahal," kata Hardi Singgih selaku Tea Sommelier.

Ia menceritakan ada teh yang berusia sampai 50 tahun dan harganya dapat mencapai jutaan rupiah per gramnya.

Ripe tea merupakan teknik fermentasi teh yang baru dimulai sejak 1970-an karena pada saat itu kekurangan persediaan teh. Selain itu, karena fermentasi di luar ruangan memakan lebih banyak waktu dibandingkan di dalam ruangan.

Untuk rasa, keduanya jelas memiliki perbedaan, sama halnya dengan wine. Semakin lama ia difermentasi, maka rasanya pun jauh lebih keluar dan enak. Namun bukan berarti teh yang tidak difermentasi tidak enak. Semua teh pada dasarnya enak dan itu tergantung dengan selera masing-masing orang yang meminumnya.

Hardi memberikan bocoran mengenai bagaimana mengetahui teh yang baik. Yaitu bentuk teh yang masih utuh, memiliki aroma, dan warnanya pun ketika diseduh masih ada.

"Sebenarnya untuk mengetahuinya dapat dilihat dari pengalaman dan kebiasaan kita saat meminum teh. Namun, yang dikhawatirkan itu teh-teh yang dicampur dengan pewarna dan perasa," jelasnya.

Penyimpanannya pun tidak boleh sembarangan, khususnya teh hijau yang tidak dilakukan fermentasi. Teh hijau harus disimpan di lemari pendingin agar tetap segar, tidak rusak dan tahan lama. Selain itu juga, harus dimasukan ke dalam wadah tertutup dan tidak boleh dicampur dengan makanan lainnya.

"Teh itu mudah menyerap, jadi nanti kalau dicampur dengan makanan lain malah aromanya dan rasanya bisa jadi makanan lain tersebut," tutupnya.

gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top