Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Semoga segera Ada Perdamaian, AS Jatuhkan Sanksi Tambahan terhadap Russia

Foto : Antara/Xinhua/Liu Jie

Arsip - Presiden AS Joe Biden (kanan) bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri) di Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat, pada 21 Desember 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

Menandai peringatan satu tahun invasi ke Ukraina, AS menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Russia.

Jakarta - Semoga segera ada perdamaian. Amerika Serikat pada Jumat menandai peringatan satu tahun invasi Russia ke Ukraina dengan menjatuhkan sanksi pada sedikitnya 60 individu dan entitas Russia, termasuk menteri, gubernur, pejabat tinggi, dan sejumlah perusahaan yang menjalankan program senjata nuklir.

"Satu tahun yang lalu hari ini, Russia meluncurkan perang skala penuh yang brutal dan tidak beralasan ke Ukraina. Kami tetap berkomitmen untuk mendukung rakyat Ukraina," kata Menteri Luar Negeri AS AntonyBlinken melalui pernyataan tertulis.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS itu, Blinkenjuga menyebutkan bahwa AS sedang meningkatkan upaya agar Kremlin--kantor Presiden Russia VladimirPutin--mempertanggungjawabkan perang yang dilancarkan Russia terhadap Ukraina.

"Sanksi ekonomi, kontrol ekspor, dan tarif yang diumumkan pekan ini, berkoordinasi dengan G7, menunjukkan bahwa kami akan terus bekerja sama dengan sekutu dan para mitra kami untuk meningkatkan tekanan terhadap Presiden Putin," kata Blinken.

Tekanan itu, ujar dia, ditujukan untuk membungkam kemampuan Putinmengobarkan perang serta untuk melemahkan kemampuan ekonomi Russia dalam mendanai perang.

Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan beban pengeluaran Russia, kata Blinken,Presiden JoeBidenpada Jumat mengumumkan kenaikan tarif tambahan untuk berbagai barang dari Russia.

AS menaikkan tarif pada sebagian besar logam dan produk logam hingga 70 persen, serta pada produk-produk Russia lainnya menjadi 35 persen.

Langkah-langkah itu dirancang untuk menargetkan komoditas utama Russia yang menjadi sumber pendapatan bagi Kremlin, sekaligus mengurangi ketergantungan AS pada Russia.

Departemen Luar Negeri AS juga memberlakukan sanksi terhadap sejumlah entitas dan individu yang berperan dalam aktivitas yang merusak perdamaian dan stabilitas AS dan sekutunya.

Sanksi juga mencakup entitas dan individu yang memfasilitasi pencurian biji-bijian di Ukraina, dan yang mengobarkan perang atau menduduki wilayah Ukraina atas nama Federasi Russia.

Natalya Leonidivna Desyatova menjadi salah satu yang terkena sanksi karena dianggap bertanggung jawab atas tindakan pencurian.

Desyatova, yang ditunjuk Russia sebagai Direktur Museum Seni Kherson di Ukraina, telah membiarkan sekitar 10.000 item dari koleksi museum tersebut dijarah pasukan Russia, menurut pernyataan Deplu AS.

Deplu AS juga mengumumkan langkah-langkah untuk memberlakukan pembatasan visa pada 1.219 anggota militer Russia akibat tindakan mereka yang mengancam atau melanggar kedaulatan, integritas wilayah, atau kemerdekaan Ukraina.

Sanksi tersebut menargetkan di antaranya beberapapejabat militer Federasi Russia, yakni Artyom Igorevich Gorodilov, Aleksey Sergeyevich Bulgakov, dan Aleksandr Aleksandrovich Vasilyev.

Gorodilov dikenai sanksi atas keterlibatannya dalam pelanggaran berat hak asasi manusia, yaituextrajudicial killingatau pembunuhan di luar proses hukum.

Bulgakov dan Vasilyev juga diduga telah melakukan penyiksaan dan/atau perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat.

Dengan demikian, Gorodilov, Bulgakov, dan Vasilyev, serta anggota keluarga dekat mereka, tidak memenuhi syarat untuk masuk ke Amerika Serikat.

Berdasarkan sanksi-sanksi tersebut, setiap properti AS yang dimiliki oleh orang-orang yang terkena sanksi itu maupun yang dikendalikan atas nama mereka oleh warga negara AS akan diblokir.

"Ini menunjukkan persatuan kami untuk memastikan Russia menanggung biaya perang brutalnya. Ukraina adalah simbol kebebasan bagi kita semua. Amerika Serikat akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan," ucap Blinken.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top