Semoga Perdamaian Segera Terwujud, Trump Sebut Penyelesaian Krisis Ukraina sebagai Prioritas Utama
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Foto: Jim WATSON/AFPPARIS – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada hari Selasa (10/12), mengatakan penyelesaian krisis Ukraina akan menjadi prioritas utamanya setelah ia memangku jabatan pada bulan Januari, seraya menggambarkan Timur Tengah sebagai situasi yang tidak terlalu sulit.
"Saya pikir kita harus menyelesaikan masalah Ukraina dengan Russia," katanya kepada majalah Prancis, Paris Match.
"Kedua negara itu kehilangan banyak sekali korban yang tidak dapat dipercaya. Ratusan ribu tentara terbunuh," kata Trump, menjawab pertanyaan tentang prioritas utamanya di panggung internasional.
- Baca Juga: Filipina akan Teruskan Misi Pasokan di LTS
- Baca Juga: Kebakaran Hutan di Malibu: Ribuan Orang Dievakuasi
"Timur Tengah tentu saja menjadi prioritas utama. Namun, saya pikir Timur Tengah adalah situasi yang tidak sesulit Ukraina dengan Russia. Namun, kedua situasi itu harus kita selesaikan dan kita harus menyelesaikannya dengan cepat. Banyak orang yang meninggal," kata Trump.
Trump terbang ke Paris untuk menghadiri pembukaan kembali Katedral Notre Dame pada 7 Desember, setelah kebakaran hebat pada tahun 2019.
Ia bertemu dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dan pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelensky selama kunjungannya ke Prancis, yang merupakan perjalanan internasional pertamanya sejak terpilih kembali.“Kami mengadakan pertemuan yang baik dengan Presiden Zelensky,” kata Trump.
Dikutip dari The Straits Times, pada 10 Desember, Zelensky bersyukur atas tekad kuat Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Gencatan Senjata
Trump pernah membanggakan bahwa dia bisa mengakhiri konflik Ukraina dalam 24 jam. Pada 8 Desember, Trump menulis di platform Truth Social miliknya, “Harus ada gencatan senjata segera dan negosiasi harus dimulai.”
Ia juga menegaskan kembali seruannya agar Washington tidak campur tangan di Suriah, tempat Presiden lama Bashar al-Assad digulingkan oleh pemberontak dalam serangan kilat di akhir pekan.
“Suriah harus mengurus dirinya sendiri. Kami tidak terlibat di Suriah,” kata Trump dalam wawancara tersebut.
Sebelumnya, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan badan dunia itu menyerukan masyarakat global untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dalam konflik Ukraina di tengah isu pengerahan pasukan dari negara-negara Barat ke Ukraina.
"Kami telah menyerukan agar konflik ini segera diakhiri dan tidak mendorong eskalasi lebih lanjut dari satu pihak atau pihak lain. Kami ingin melihat konflik ini berakhir demi warga sipil di Ukraina, demi warga sipil di Russia. Kami ingin melihat konflik ini berakhir sesuai dengan resolusi majelis umum, hukum internasional, dan integritas teritorial," kata Dujarric.
Badan Intelijen Russia menyatakan negara-negara Barat berencana mengerahkan sekita 100.000 "penjaga keamanan" di Ukraina untuk untuk memulihkan kemampuan tempur Ukraina.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29