Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tawuran Pelajar

Seminggu Terakhir Tidak Ditemukan Tawuran di Depok

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

DEPOK - Peristiwa polisi tembak polisi hingga tewas di Polsek Cimanggis Depok Jawa Barat, Kamis (25/7), dipastikan bermula dari upaya pelaku membebaskan tersangka tawuran pelajar yang membawa celurit.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, mengatakan peristiwa penembakan Bripka Rachmat Effendi oleh Brigadir Rangga Tianto memang dipicu masalah pelaku tawuran, yaitu FZ.

Argo mengatakan Bripka Rahmat yang merupakan anggota Samsat Polda Metro Jaya mengamankan FZ beserta barang bukti berupa celurit ke Polsek Cimanggis. Menurut Argo, Bripka Rahmat Efendy tewas karena ditembak tujuh kali karena menolak permintaan Rangga untuk membebaskan FZ.

"Dia (Rangga) lalu menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo.

Berdasar penelusuran Koran Jakarta, FZ ditangkap karena diduga sebagai pelaku tawuran dan terbukti membawa senjata tajam. Ketua RT 004 RW 003 Tapos, Depok, Sadikin, mengatakan sebelum penembakan itu, sempat terjadi tawuran di Lapangan Sanca, Tapos, Depok. Sadikin tahu tentang tawuran tersebut dari informasi warganya.

Menurut Sadikin, warga menemukan FZ terlibat tawuran. Kemudian FZ dibawa ke kantor Polsek Depok.

"Saya sempat dapat info ada kenakalan remaja. Lalu, anak itu (FZ) ditemukan warga dan dibawa ke Bripka Rahmat Effendy," kata Sadikin di Jalan Makam, Tapos, Jumat.

Saat diperiksa, ternyata FZ membawa celurit. FZ dibawa Bripka Rahmat Effendy dan warga ke Polsek Cimanggis untuk membuat laporan polisi. Di saat itulah Brigadir Rangga datang dengan Ayah FZ, meminta anaknya dibebaskan.

Sadikin menjelaskan bahwa Brigadir Rangga dengan FZ punya hubungan kerabat, yaitu paman dan keponakan. "Jadi, ibunya FZ, kakaknya (dari) istri Rangga, masih saudara," kata dia.

Marak Tawuran

Ketua RT 004 RW 003 Tapos, Depok, Sadikin, menyatakan di wilayahnya kerap terjadi tawuran pelajar apalagi di saat musim tahun ajaran baru seperti sekarang ini. Namun, upaya tawuran sejauh ini tidak pernah meluas karena bisa dibubarkan oleh warga setempat.

Sementara itu, Tim Jaguar Polresta Depok mengatakan beberapa minggu terakhir tidak menemukan aksi tawuran pemuda yang biasanya kerap terjadi Kota Depok.

"Untuk tawuran pemuda di Kota Depok beberapa minggu ini tidak kita temukan," kata Ketua tim Jaguar Polresta Depok, Iptu Winam Agus, saat di hubungi melalui sambungan WhatsApp, di Jakarta, Minggu (28/7).

Saat ditanya, Winam mengaku selama ini pihaknya tidak banyak menangani tawuran pelajar. Karena tim Jaguar berkonsentrasi bertugas operasi malam hari. "Kami itu tidak menangani tawuran pelajar Pak. Karena operasi kami malam hari," jelas Winam.

Menurut catatan Koran Jakarta, tawuran pelajar di Depok memang sempat marak dan bahkan salah satu kejadian pada bulan Januari 2019, termasuk tawuran pelajar paling mematikan di Tanah Air. Tawuran berdarah yang melibatkan antarpelajar SMP itu menyebabkan 3 orang kritis. jon/P-6

Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top