Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ajang Olimpiade Tokyo 2020 menjadi tempat bagi tuan rumah menyebarkan semangat keberlanjutan. Tuan rumah Jepang membangun beberapa fasilitas dengan energi hidrogen yang bersih untuk mengatasi tantangan perubahan iklim.

Semangat Keberlanjutan pada Olimpiade Tokyo 2020

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Meski pengembangannya masih menghadapi tantangan, hidrogen menjadi salah satu pilihan energi bersih dengan emisi karbon nol. Hidrogen merupakan bahan bakar yang jumlahnya melimpah, sangat efisien, dan tidak menghasilkan emisi saat digunakan dalam sel bahan bakar.
Jepang menunjukkan sebagai sebuah negeri yang sedang menuju pada ekonomi hidrogen melalui Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung antara 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Hal ini ditandai penyalaan api kaldron (cauldron) berbahan bakar hidrogen oleh atlet Naomi Osaka yang menyala di sepanjang penyelenggaraan dan berlanjut hingga Paralimpiade
Di Jepang, energi hidrogen menjadi babak baru negara itu dalam upaya menuju masa depan yang berkelanjutan. Hidrogen yang digunakan tergolong "hidrogen hijau" karena tidak melibatkan energi fosil seperti pada hidrogen biru. Listrik yang digunakan untuk membuat hidrogen berasal dari panel tenaga surya yang terletak di Prefektur Fukushima di barat negeri.
Tidak seperti bahan bakar propana yang digunakan untuk menyalakan api kaldron di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, pada 2016, hidrogen terbakar dengan nyala api yang tidak terlihat dan tidak berwarna.
"Jumlah dan arah larutan berair yang disemprotkan dari sekitar burner diperiksa berulang kali beserta jumlah hidrogen dan sudut katup," kata pembuat desain kaldron asal Kanada, Oki Sato, seperti dikutip Forbes. "[Kami] menyesuaikan gerakan dan bentuk api agar berkilau seperti kayu bakar yang dinyalakan, upaya untuk merancang api seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya," jelasnya.
Sambil memamerkan bahan bakar masa depan ini, tidak heran jika Olimpiade kali ini dijuluki "Olimpiade Hidrogen", Tokyo 2020. Negara ini bukan hanya mendemonstrasikan bahan bakar masa depan di kaldron, namun juga pada transportasi dan permukiman kawasan olahraga.
"Dengan jangkauan dan visibilitas yang luas, Olimpiade adalah kesempatan besar untuk mendemonstrasikan teknologi yang dapat membantu mengatasi tantangan saat ini, seperti perubahan iklim," kata Direktur Keberlanjutan Komite Olimpiade Internasional (OIC), Marie Sallois, seperti dikutip Euro News.
Ia menambahkan, ajang olahraga ini menjadi tempat untuk mempromosikan hidrogen yang ramah lingkungan. "Pameran hidrogen di Tokyo 2020 hanyalah salah satu contoh bagaimana game ini akan berkontribusi pada tujuan ini," ucapnya.

Ekonomi Hidrogen
Di negara Matahari Terbit terdapat iklim mendukung bagi penggunaan hidrogen secara luas. Pada 2017, Jepang menjadi negara pertama yang mengadopsi strategi hidrogen nasional. Pemerintah telah menggandakan pendanaan lebih dari dua kali lipat penelitian dan pengembangan terkait hidrogen menjadi hampir sebesar 300 juta dollar atau sekitar 4,2 triliun rupiah.
Sementara itu, Pemerintah Metropolitan Tokyo mendirikan Pusat Penelitian Masyarakat Berbasis Energi Hidrogen (The Research Center for a Hydrogen Energy-Based Society/ReHES) di Universitas Teknik Tokyo. Langkah ini sebagai bagian dari komitmennya terhadap ekonomi masa depan berbasis hidrogen.
ReHES telah berada di balik inovasi terbaru teknologi hidrogen di Jepang. Olimpiade Tokyo 2020 yang juga menerapkan hasil kreativitas dari ReHES diharapkan dapat meninggalkan warisan itu, mirip dengan Olimpiade Tokyo 1964, yang meninggalkan warisan sistem kereta api berkecepatan tinggi, Shinkansen.
Dalam mendukung Olimpiade Tokyo 2020, Jepang telah membangun pasokan hidrogen yang cukup, di salah satu pabrik hidrogen terbesar di dunia telah dibangun di Prefektur Fukushima. Dengan listrik tenaga surya menjadikan pabrik ini bebas emisi karbon. Pabrik di Kota Namie ini menggunakan tenaga surya sebesar 10.000 kilowatt untuk menghasilkan 900 ton hidrogen setiap tahun.
Sebelumnya, Tokyo dikenal dengan sebagai rumah bagi hotel pertama di dunia yang sebagian ditenagai oleh energi hidrogen dari sampah plastik. Kawasaki King Skyfront Tokyu REI Hotel memiliki sel bahan bakar yang menghasilkan listrik bebas karbon, termasuk sistem pemanasnya. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top