Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Semakin Mesra! Negara Islam Ini Dukung Invasi Rusia, Kirim Militer serta Jadi Negara Kedua yang Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk

Foto : Reuters/Omar Sanadiki

Ilustrasi kedekatan Rusia dan Suriah.

A   A   A   Pengaturan Font

Suriah melalui Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat pada Rabu (29/6), telah secara resmi mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, dua wilayah Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia.

"Republik Arab Suriah memutuskan mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Luhansk dan Republik Rakyat Donetsk," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Suriah kepada kantor berita SANA, seperti dikutip dari Reuters.

Sumber itu juga mengatakan bahwa Suriah akan segera menjalin komunikasi dengan kedua daerah yang resmi diakuinya sebagai sebuah negara itu untuk memperkuat hubungan diplomatik.

"Komunikasi akan dilakukan dengan kedua negara guna menyetujui kerangka kerja untuk memperkuat hubungan, termasuk membentuk hubungan diplomatik yang sesuai dengan aturan yang diketahui," tambahnya.

Pemerintah Suriah sendiri memang sudah sejak lama menyuarakan dukungan mereka terhadap Donetsk dan Luhansk.

Pada Februari lalu, pemerintah Suriah telah lebih dulu menyuarakan dukungan mereka terhadap keputusan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, yang menjadi pintu masuk bagi Negeri Beruang Merah untuk menginvasi Ukraina.

Suriah bahkan mengirim ribuan sukarelawan untuk berpartisipasi dalam operasi militer Rusia di wilayah itu. Media pemerintah Suriah bahkan menuturkan bahwa Presiden Bashar al-Assad "akan bekerja sama" dengan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LNR).

Walaupun berbagai negara menyebut invasi Rusia ke Ukraina disebabkan niatan untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dikutip dari Fox News, Assad sendiri menyatakan bahwa ia mendukung Rusia melawan Amerika Serikat (AS) dan NATO.

Tak hanya itu Suriah juga merupakan satu dari sedikit negara yang menolak resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan mengecam invasi Rusia di Ukraina. Pemerintah Suriah juga menolak penangguhan keanggotaan Rusia di Hak Asasi Manusia PBB pada April lalu.

Suriah memang memiliki hubungan baik dengan Rusia. Sebelumnya, pada bulan September 2015, Rusia memulai operasi militer di Suriah atas permintaan dari Damaskus. Kala itu Suriah tengah dilanda perang dengan Negara Islam (IS) atau yang sebelumnya ISIS, serta kelompok teroris lainnya.

Kampanye militer Rusia lah yang pada akhirnya memainkan peran utama dalam membantu pemerintah Suriah yang sah memulihkan perdamaian di negara itu.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top