Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kesehatan Masyarakat I Penting Menurunkan Kekerdilan demi Masa Depan Bangsa

Seluruh Instansi Lebak Dilibatkan Cegah "Stunting"

Foto : ANTARA/HO
A   A   A   Pengaturan Font

Pencegahan stunting ditargetkan 3,5 persen pertahun dari 126.800 KK yang masuk kategori keluarga rawan stunting. Tujuannya agar mereka tidak melahirkan anak stunting.

LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, melakukan pencegahan kasus keluarga rawan stunting dengan melibatkan semua instansi terkait agar berjalan maksimal. "Kami berharap semua instansi berkoordinasi dengan baik untuk pencegahan kasus keluarga rawan stunting, " kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Lebak, Hj Tuti Nurasiah di Lebak, Senin (6/6).
Pemerintah daerah melakukan pendataan keluarga tahun 2021 dan tercatat 226.633 Kepala Keluarga (KK). Di antaranya 126.800 KK masuk kategori keluarga rawan stunting. Selama ini, pencegahan kasus stunting menjadikan prioritas guna menyelamatkan anak-anak bangsa.
Penderita stunting atau kekerdilan pada tubuh balita tentu ke depannya akan menimbulkan anak lambat untuk berpikir. Pemerintah daerah bekerja keras agar semua instansi terkait berjalan maksimal dalam mencegah kasus keluarga rawan stunting. "Kita menekan pencegahan stunting ditargetkan 3,5 persen pertahun dari 126.800 KK yang masuk kategori keluarga rawan stunting tadi. Tujuannya agar mereka tidak melahirkan anak stunting," katanya.
Menurut Tuti, dalam keluarga rawan stunting ada beberapa indikator yang harus ditangani. Di antaranya pasangan usia subur yang memiliki anak banyak, kelahiran jarak dekat, menikah usia muda, dan tidak memiliki sumber air bersih. Selain itu, mereka biasanya tidak memiliki pendapatan bagus. Bahkan mereka juga tak memiliki jamban.

Rincian
Lebih jauh Tuti merinci kerja sama tersebut. Untuk menangani stunting antara lain akan melibatkan Dinas Kesehatan untuk melayani pengobatan. Sedang mengenai rumah layak huni dan sanitasi akan dilibatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Begitu juga penyediaan makanan tambahan ASI untuk balita berupa biskuit dan susu dapat dimintakan kerja samanya Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa ( DPMD) melalui dana desa.
Untuk ketersediaan pangan Dinas Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan perlu dilibatkan. Sedangkan penyediaan lapangan pekerjaan akan minta peran dari Dinas Tenaga Kerja setempat. "Semua instansi saling terkait dan menunjang untuk pencegahan keluarga rawan stunting," tandas Tuti.
Ia mengatakan, pencegahan stunting harus dilakukan dari hulu seperti para remaja yang siap nikah perlu dibekali sosialisasi dan edukasi untuk membentuk keluarga mandiri. Selain itu juga terbentuk kelompok pusat informasi konsultasi remaja (PIKR) bagi pelajar dan berbasis kelompok masyarakat.
Pemerintah daerah kini memiliki aplikasi elektronik siap nikah dan siap hamil untuk daftar menikah. Mereka akan mendapat tim pendamping dari kader KB, Bidan dan PKK dengan melibatkan 1.708 tim juga 28 Kantor Urusan Agama.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kabupaten Lebak, dr Nurul Isneini, menambahkan kini jumlah balita yang teridentifikasi positif stunting 6.495 anak (6,38 persen) dari 101.073 anak. Maka, penting untuk terus diupayakan pencegahan untuk menyelamatkan masa depan bangsa. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top