Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

"Selecao" dalam Tekanan

Foto : AFP / Adrian DENNIS
A   A   A   Pengaturan Font

Kerapuhan emosional Neymar bisa merusak peluang Brasil melangkah jauh di Russia 2018.

SOCHI - Ketidakmampuan Brasil menjaga emosi telah berkontribusi pada kegagalan di Piala Dunia 2014. Kali ini mereka sekali lagi harus mengatasi tekanan yang mungkin terlalu banyak untuk 'Selecao' di Russia 2018.

Brasil meraih kemenangan 2-0 atas Kosta Rika di Saint Petersburg Jumat lalu dan Neymar terlihat meneteskan air mata setelah dia mencetak gol yang memastikan kemenangan.

Pemain termahal di dunia itu membawa beban berat di pundaknya setelah baru-baru ini kembali dari tiga bulan absen usai operasi kaki. Melihat Neymar menangis juga membawa kembali kenangan akan tersingkirnya Brasil sebagai tuan rumah empat tahun lalu.

Thiago Silva dan Neymar adalah pemain yang dikenang karena menangis usai merebut kemenangan lewat adu penalti atas Chile.

Pada saat itu, beberapa media melabeli Brasil sebagai tim cengeng (crybabies). Kapten "Selecao" yang memenangkan Piala Dunia 1970 Carlos Alberto menuduh mereka tidak cukup tangguh secara mental. Pelatih Luiz Felipe Scolari saat itu bahkan mendatangkan seorang psikolog olahraga untuk membantu skuad menghadapi tekanan.

Langkah Brasil di Piala Dunia 2014 berakhir dengan kekalahan memalukan 1-7 dari Jerman di semifinal. Kal ini di Russia, pelatih Brasil Tite sangat menjaga emosi tim asuhannya karena Brasil berusaha menebus bencana 2014.

Penampilan mereka di babak kualifikasi memastikan bahwa mereka datang ke Russia di antara tim favorit. Tapi mereka belum sepenuhnya yakin mencapai fase knock out jelang pertandingan terakhir Grup E melawan Serbia di Spartak Stadium, Rabu (27/6) WIB.

Sementara skuad Brasil dapat dimaafkan karena merasa tertekan, tidak semua orang di rumah bersimpati kepada Neymar untuk air matanya dan perannya dalam pertandingan melawan Kosta Rika.

Pemain Paris Saint-Germain itu telah diserang di media sosial. Serangan itu ditujukan kepada ayahnya. Neymar juga menemukan dirinya mendapatkan kritik dari Silva.

"Dia adalah adik laki-laki saya, dan saya mencoba untuk menjaganya, memberinya nasihat (tetapi) saya sangat marah kepadanya," ujar Silva. "Ketika saya memberikan bola kepadanya dia memaki saya. Tapi saya pikir saya benar. Hati nurani saya jelas dan saya sangat kecewa dengan cara dia menghina saya," sambungnya.

Semua itu mengisyaratkan kerapuhan emosional yang ada pada Neymar bisa merusak peluang Brasil.

Peluang Swiss

Dalam laga Grup E lainnya, Swiss menuju Nizhny Novgorod untuk mencari poin yang akan menjamin tempat mereka di babak 16 besar saat menghadapi Kosta Rika. Swiss juga ingin menempatkan badai politik di belakang mereka.

Semua mata akan tertuju pada laga Brasil melawan Serbia. Tapi pada saat yang sama Swiss memiliki kesempatan untuk mengamankan tempat mereka di babak 16 besar dan bahkan di posisi teratas Grup E.

Hasil imbang cukup bagi Swiss melawan Kosta Rika, Kemenangan besar akan membuat Swiss memuncaki grup. Jika Brasil mengalahkan Serbia, Swiss akan lolos meski kalah dari Kosta Rika. ben/ AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top