Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Produk Investasi - Diperlukan Penegasan Terkait Aspek Pajak Sekuritisasi Aset

Sekuritisasi JSMR "Oversubscribed"

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) atas produk alternatif pendanaan yang baru diterbitkan, yakni Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) Mandiri JSMR01- Surat Berharga Pendapatan Tol Jakarta Bogor-Ciawi (Jagorawi) (KIK EBA Mandiri JSMR01).

Tercatat permintaan berlebih hingga 5,1 triliun rupiah atau setara dengan 2,7 kali dari total nilai penerbitan. Sekretaris Perusahaan Jasa Marga, M Agus Setiawan, mengatakan melalui dukungan para stakeholder, OJK, Kementerian Keuangan, Bursa Efek Indonesia (BEI), serta para investor (yang utamanya terdiri dari perusahaan dana pensiun, perbankan dan asset management), produk ini mendapatkan apresiasi yang sangat positif dari publik.

"Terlihat minat yang tinggi dari para investor terhadap produk sekuritisasi ini," ungkap dia, di Jakarta, pekan lalu (31/8). Pencatatan produk sekuritisasi PT Jasa Marga Tbk (JSMR) di Bursa Efek Indonesia dihadiri Presiden Joko Widodo. Pada kesempatan ini, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan produk KIK EBA Mandiri JSMR01 merupakan produk sekuritisasi aset pertama yang berbasis pendapatan masa depan jalan tol.

"Ini adalah yang pertama kali, ini pecah telur," tuturnya. Menurut Wimboh, produk KIK EBA sangat cocok untuk perusahaan infrastruktur sebab pendanaan jangka panjang berbasis pendapatan di masa depan ini bisa mendanai tanpa harus kehilangan aset. Dirinya pun berharap perusahaan lain bisa mengikuti Jasa Marga. Tidak hanya BUMN, tapi juga swasta.

"Dengan begitu, Insya Allah pembangunan infrastruktur bisa cepat diatasi," tambahnya. Produk sekuritsasi aset ini menunjuk PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang bertindak selaku Manajer Investasi dan Bank Kustodian. Lalu, ada pula PT Mandiri Sekuritas yang bertindak selaku Arranger.

Di dalam produk sekuritisasi ini, Jasa Marga selaku originator transaksi juga akan bertindak sebagai collection manager, yang bertugas mengumpulkan pendapatan tol Jagorawi yang disekuritisasikan dan mendistribusikannya ke KIK EBA Mandiri JSMRO1 dan kemudian KIK EBA Mandiri JSMR01 akan mendistribusikan imbal hasil dan pokok investasi kepada para Pemegang Unit Penyertaan (investor).

Adapun hak atas pendapatan yang dijadikan sebagai sekuritisasi adalah hak atas sebagian pendapatan ruas tol Jagorawi, yang merupakan tol pertama di Indonesia dan salah satu ruas tol yang paling mature yang dimiliki oleh Jasa Marga.

"Future Income"

Direktur MMI, Endang Astharanti menjelaskan KIK EBA ini sebenarnya mirip dengan instrumen obligasi korporasi, namun menggunakan pendapatan aset di masa depan atau Future Revenue Based Securities (FRBS), sehingga bukan menawarkan surat utang. Memang sebelumnya juga ada perusahaan yang menerbitkan KIK EBA, yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), namun yang menjadi underlying asset berbeda, yakni piutang atau tagihan dari kredit pemilikan rumah (KPR).

"Jadi di sini yang ditransaksikan atau disekuritisasikan adalah future income atau pendapatan dari Jalan tol Jagorawi dalam kurun waktu lima tahun mendatang senilai dua triliun rupiah," tukas dia. Hingga semester pertama 2017, Jasa Marga telah mengoperasikan 15 jalan tol dengan 600 km dan saat ini tengah melakukan pembangunan 16 jalan tol baru hingga 2019.

Sebanyak lima jalan tol telah beroperasi sebagian dan 11 jalan tol masih dalam tahap pembebasan lahan dan konstruksi. Di tengah keagresifan Perseroan yang menargetkan agar dapat mengoperasikan 210 km jalan tol baru pada 2017, Jasa Marga berhasil membukukan total laba bersih sebesar 1,016 triliun rupiah pada semester pertama 2017.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top