
Sekolah Tatap Muka

Sejumlah siswa mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN 065 Cihampelas, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/6/2021). Pemerintah Kota Bandung menggelar uji coba pembelajaran tatap muka tingkat SD-SMP negeri dan swasta sebagai persiapan menjelang tahun ajaran baru 2021/2022 di tengah pandemi COVID-19.
Sekolah juga harus mempunyai fasilitas protokol kesehatan yang memadai. Menyiapkan masker jika ada siswa yang tidak membawa masker atau maskernya sudah rusak. Menyediakan tempat cuci tangan di masing-masing kelas sehingga proses cuci tangan tidak menimbulkan kerumunan. Selain itu, proses belajar mengajar secara tatap muka harus mempertimbangkan jarak tempat duduk.
Presiden sendiri sudah menyampaikan bahwa rencana membuka kembali sekolah tatap muka harus ekstra hati-hati. Tatap mukanya terbatas, paling banyak hanya dihadiri 25 persen siswa saja dan tidak boleh lebih dari dua hari seminggu dan sehari maksimal hanya dua jam.
Dan yang terpenting, harus rajin dilakukan tracing dan testing kepada guru, murid, dan semua pihak yang terlibat dalam belajar mengajar. Testing bisa dilakukan secara rutin misalnya dua minggu sekali. Untuk itu biaya yang menjadi kendala terbesar warga melakukan testing apakah dirinya tertular Covid-19 atau tidak harus semakin terjangkau.
Banyak orang tua murid menyambut gembira rencana pemerintah ini. Mereka berpendapat, sekolah secara online selama pandemi ini tidak efektif. Banyak siswa hanya ikut pelajaran di awal saja, kemudian ditinggal bermain dan ikut lagi menjelang pelajaran berakhir. Belum lagi soal akses internet yang tidak merata. Bila ini dilanjutkan, kita akan menciptakan generasi yang tertinggal.
Sekolah tatap muka juga mengajarkan siswa berorganisasi. Minimal organisasi di kelas masing-masing, lebih luas lagi berorganisasi di sekolah. Sekolah tatap muka juga memungkinkan sesama siswa bertukar pendapat.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya