Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sekolah Adat Osing Pesinauan Gelar Workshop Pemanfaatan Ilalang

Foto : muhammad marup

Sekolah Adat Osing menggelar workshop terkait pemanfaatan ilalang. Workshop digelar di Banyuwangi, pada 6-7 Juli 2024.

A   A   A   Pengaturan Font

BANYUWANGI - Sekolah Adat Osing Slamet Diharjo menggelar workshop terkait pemanfaatan ilalang sebagai bahan eksterior dan interior bangunan. Workshop bertujuan memperkuat pengetahuan lokal masyarakat adat Osing terkait arsitektur tradisional atap ilalang.

"Keberadaan ilalang bisa dimanfaatkan dan diolah sedemikian rupa oleh masyarakat adat Osing sejak dulu sebagai bagian dari kekayaan arsitektur atap bangunan," ujar Kepala Sekolah Adat Osing Pesinauan, Slamet Diharjo, dalam acara workshop, di Banyuwangi, Minggu (7/7) kemarin.

Pria yang kerap disebut Cak Sul itu menerangkan, ilalang banyak ditemui di Banyuwangi. Meski demikian ilalang dapat menjadi gulma pada lahan pertanian dan penanganannya dibakar sehingga mengganggu lingkungan sekitar.

Dia menambahkan, sejak tahun 2021 hingga sekarang, salah seorang anggota Pesinauan mengembangkan usaha kerajinan atap ilalang di salah satu wilayah adat Osing di desa Tamansuruh Banyuwangi. Usaha tersebut sebagian besar melibatkan peran serta perempuan dalam pengerjaannya.

"Dalam perkembangan selanjutnya, ketika pariwisata di Banyuwangi mulai menggeliat, konstruksi beratap ilalang mulai banyak didirikan di Banyuwangi, sehingga kebutuhan akan atap ilalang juga semakin meningkat," jelasnya.

Cak Sul menerangkan, dalam workshop terdapat beberapa materi yaitu "mitos ilalang & konstruksi berbahan ilalang pada masyarakat adat Osing", "praktik pengenalan teknik dasar anyaman ilalang untuk atap rumah", dan "pemilihan bahan, pengolahan bahan, dan pemanfaatan anyaman ilalang sebagai bahan interior". Workshop digelar pada 6-7 Juli 2024.

"Kami juga mengundang dinas-dinas terkait sebagai upaya penjajagan kemungkinan tindak lanjut seusai workshop dilaksanakan," tuturnya.

Ketua Tim Kerja Penguatan Kelembagaan Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknogi (Kemendikbudristek), Aji Widayanto, menerangkan, pihaknya berkomitmen mendorong organisasi dan komunitas adat untuk meningkatkan kapasitas, kemandirian, serta menyusun dan melaksanakan rencana aksi sesuai kebutuhan mereka. Selain Sekolah Adat Osing Pesinauan, ada total 30 organisasi dan komunitas adat yang ikut program pemberdayaan kepercayaan dan masyarakat adat melalui empat aspek penguatan yaitu manajemen internal, penguatan kader, perluasan kader, dan turut serta dalam proses pengusulan kebijakan.

"Jadi kita hanya memberikan dorongan dan stimulus yang melakukan semua dari komunitas. Kita hanya fasilitasi secara kemitraan," katanya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top