Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Sejarah 17 Januari: Gempa Besar Runtuhkan Jepang, 6.434 Jiwa Tewas

Foto : Roger Hutchison/NGDC

Bangunan yang terbakar dan runtuh di K?be, Jepang, setelah gempa bumi Januari 1995.

A   A   A   Pengaturan Font

Orang-orang berkumpul di Kobe East Park di Chuo, Tokyo, Jepang, pada hari ini 17 Januari untuk mendoakan 6.434 jiwa yang tewas dalam gempa bumi dahsyat yang terjadi 28 tahun lalu.

Gempa bumi 7,3 skala Richter yang dikenal dengan sebutan Hanshin-Awaji Daishinsai atau Bencana Gempa Bumi Besar Hanshin-Awaji, mengguncang selatan prefektur Hyogo, Honshu, Jepang pada 17 Januari 1995 pukul 5:46 pagi waktu setempat.

Pusat gempa yang berada di utara Pulau Awaji, sekitar 20 kilometer dari lepas pantai kota pelabuhan Kobe, membuat wilayah metropolitan Osaka-Kobe (Hanshin) luluh lantah. K?be menjadi wilayah yang paling terpukul dengan 4.571 korban jiwa, lebih dari 14.000 terluka, dan lebih dari 120.000 bangunan rusak, lebih dari setengahnya runtuh total. Bagian dari Jalan Tol Hanshin yang menghubungkan Kobe dan Osaka juga runtuh atau rusak berat saat gempa.

Secara keseluruhan, korban tewas mencapai 6.434 jiwa, dan melukai 40.000 orang. Lebih dari 300.000 penduduk kehilangan tempat tinggal, dan lebih dari 240.000 rumah rusak. Gempa itu bahkan termasuk gempa terkuat, paling mematikan, dan paling mahal yang pernah menyerang Jepang.

Melansir laman Britannica, kehancuran Bencana Gempa Bumi Besar Hanshin-Awaji mengungkap kerentanan infrastruktur di wilayah tersebut. Padahal, pihak berwenang setempat telah memproklamasikan kemampuan konstruksi Jepang yang tahan gempa. Sayangnya, klaim dengan cepat terbukti salah dengan runtuhnya banyak bangunan, jalur kereta api, jalan raya, dan fasilitas pelabuhan yang dianggap tahan gempa di daerah Kobe.

Setelah bencana Kobe, jalan, jembatan, dan bangunan diperkuat untuk menghadapi gempa bumi lainnya, dan pemerintah nasional merevisi kebijakan tanggap bencananya. Pemerintah prefektur Hyogo juga membentuk jaringan transportasi darurat dan pusat evakuasi serta tempat berlindung di Kobe.

Pemerintah Kobe telah menghabiskan waktu bertahun-tahun membangun fasilitas baru untuk menarik kembali 50.000 orang yang pergi setelah gempa.

Kini, 28 tahun setelah bencana alam yang menghancurkan itu, orang-orang berkumpul memperingati Bencana Gempa Bumi Besar Hanshin-Awaji, seraya mendoakan mereka yang berpulang dalam insiden tersebut.

Sebuah upacara peringatan di Kobe East Park menampilkan sekitar 10.000 lentera, yang disusun membentuk angka "1,17" dan karakter "Musubu", yang berarti "ikatan".

Melansir NHK, para pejabat mengatakan mereka memilih karakter tersebut dengan harapan dapat menyatukan generasi yang mengalami bencana dan mereka yang tidak, juga agar pelajaran yang dipetik dari bencana dapat diteruskan kepada generasi muda.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top