Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Stabilitas Keuangan | Harga Bitcoin Sempat Anjlok 11,1 Persen pada Pertengahan Pekan ini

SEC Sebut Aset Kripto Sangat Berisiko

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Volatilitas Bitcoin melesu pada perdagangan Rabu (8/9) waktu New York, Amerika Serikat (AS), sehari setelah El Salvador mengadopsi aset kripto itu sebagai alat pembayaran yang sah. Namun, ancaman gugatan AS terhadap perusahaan perantara jual beli kripto terbesar di negara tersebut, Coinbase Global Inc, dinilai akan mempersulit masa depan mata uang kripto di Paman Sam.

Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) memberikan Coinbase dengan Wells notice. Artinya, SEC memberikan peringatan bahwa komisi bursa di AS tersebut berencana melakukan tindakan penegakan hukum terhadap Coinbase.

SEC akan menuntut jika bursa kripto itu melanjutkan peluncuran produk lend (pinjaman) berbunga untuk aset kripto. "Ekosistem kripto merupakan wild west yang penuh dengan spekulasi dan risiko investor," ujar Ketua SEC, Gary Gensler, seperti dikutip dari Antara, Kamis (9/9).

Merespons hal tersebut, Coinbase akan menunda peluncuran produk lend hingga Oktober mendatang. Dampaknya, saham Coinbase ditutup turun 3,2 persen pada 258,20 dollar AS. Coinbase bukan satu-satunya platform mata uang kripto yang berada di bawah pengawasan peraturan. Beberapa negara bagian telah menindak BlockFi.

Jaret Seiberg, analis dari Cowen & Co, unit perusahaan jasa keuangan Cowen Inc, dalam catatan kepada investor menilai situasi tersebut merupakan bagian dari dari tekanan balik regulasi yang lebih luas pada kripto. "Seperti yang telah lama kami perdebatkan, kripto harus berharap untuk diatur sama dengan produk tradisional yang coba direplikasi atau diganti," ujarnya.

Perdagangan Bitcoin kurang sibuk setelah mata uang kripto itu mengalami kerugian terberatnya dalam 2,5 bulan, Selasa (7/9), ketika mencapai level tertinggi hampir empat bulan di level 52.956 dollar AS sebelum berakhir anjlok 11,1 persen, persentase penurunan terbesar sejak 2 Juni lalu.

Bahkan, pada hari tersebut, mata uang digital itu anjlok sebanyak 18,6 persen, menghapus lebih dari 180 miliar dollar AS dari nilai pasarnya. Terakhir, Bitcoin jatuh 1,64 persen menjadi 46.095,97 dollar AS.

Sementara hari bersejarah bagi Bitcoin karena El Salvador menjadi negara pertama yang membuat alat pembayaran mata uang digital legal, Selasa (7/9) terbukti awal yang bergelombang. Namun, gangguan teknologi menghambat penggunaannya sementara protes jalanan oleh warga yang tidak percaya pecah di negara Amerika Tengah itu.

Volatilitas Tinggi

Analis memperingatkan langkah El Salvador tersebut akan memicu kerugian sendiri. Pasalnya, volatilitas mata uang kripto tersebut sangat tinggi dan harus diatasi.

Ganesh Viswanath-Natraj, asisten profesor keuangan di Warwick Business School di Inggris, mengatakan Bitcoin telah ditawarkan kepada penduduk yang sebagian besar tidak memiliki rekening bank di El Salvador sebagai sarana tabungan yang efektif dan penyimpan nilai bagi pengguna.

"Volatilitas tinggi dalam media pertukaran sesuai dengan volatilitas tinggi dalam ekonomi makro. Pengguna yang memegang Bitcoin sekarang akan melihat ayunan liar dalam tabungan mereka," kata Viswanath-Natraj.

Bitcoin telah mengalami pergerakan perdagangan harian sebesar 10 persen atau lebih 10 kali tahun ini, seperti yang terjadi pada 2020 dan 2019, menurut data Refinitiv. Pada 2018 dan 2017, ada 17 hari setiap tahun dengan pergerakan harian 10 persen atau lebih, menurut Refinitiv.

Mengutip volatilitas di pasar kripto, Robinhood Markets Inc mengatakan, Rabu (8/9), bahwa mereka akan meluncurkan investasi kripto berulang, yang memungkinkan pelanggan untuk membeli koin digital bebas komisi dan hanya dengan satu dollar AS sesuai jadwal pilihan mereka.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top