Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sebuah Keluarga Pulang ke Argentina Setelah 22 Tahun Keliling Dunia dengan Mobil Antik

Foto : AFP/Paul J RICHARDS

Sebuah foto pada 2007 memperlihatkan Candelaria dan Herman Zapp serta 2 anak mereka Pampa (kiri) dan Tehue, berdiri di samping mobil Graham-Paige buatan 1928 mereka di dekat US Capitol di Washington DC.

A   A   A   Pengaturan Font

GULEGUAYCHU - Sebuah keluarga Argentina akan menyelesaikan perjalanan seumur hidup setelah mereka melintasi lima benua dengan mobil balap buatan tahun 1928 dalam sebuah petualangan yang dimulai pada 2000 mengelilingi dunia sambil membesarkan empat anak yang sekarang telah remaja.

Keluarga Herman Zapp dan Candelaria dan anak-anak mereka telah berkendara sejauh 362.000 kilometer dan sekarang telah berhenti di kota perbatasan dengan Uruguay ini sebelum jadwal kedatangan mereka pada Minggu (13/3) kembali di mana mereka mulai petualangan pada 25 Januari 2000 di Obelisk, sebuah monumen di pusat Kota Buenos Aires.

"Perasaan saya sangat campur aduk. Kami mengakhiri mimpi atau memenuhi mimpi," kata Herman kepada AFP, Sabtu (12/3). "Apa yang akan terjadi sekarang? Ribuan perubahan, ribuan pilihan," kata pria berusia 53 tahun itu, yang sudah berpikir untuk berlayar keliling dunia untuk petualangan berikutnya.

Candelaria, yang berusia 29 tahun ketika perjalanan dimulai dan sekarang berusia 51 tahun, mengatakan penemuan terbesar dan terbaiknya adalah orang-orang yang ditemui di sepanjang jalan. "Orang-orang yang saya temui luar biasa. Kemanusiaan itu luar biasa," kata Candelaria.

Dia mengatakan keluarga itu mengunjungi tidak kurang dari 102 negara, meskipun terkadang mereka harus mengambil jalan memutar karena perang atau jenis konflik lainnya.

Setelah enam tahun menikah, memiliki pekerjaan yang baik dan baru saja membangun rumah, serta rencana untuk memiliki anak, nafsu berkelana pasangan Herman dan Candelaria melanda.

Perjalanan keliling dunia mereka dimulai dengan perjalanan backpacking di Alaska. Lalu pada awal-awal petualangan mereka, seseorang menawari mereka sebuah mobil, model tahun 1928 buatan Amerika bermerek Graham-Paige, yang mesinnya nyaris bobrok dan catnya tampak mengerikan. "Mobil itu bahkan tidak bisa dihidupkan," kata Candelaria Zapp.

"Kursinya tidak bagus, knalpot juga tidak. Tidak ada AC juga. Itu mobil yang harus diperhatikan. Kelihatannya tidak nyaman, tapi luar biasa. Sangat enak dikendarai melintasi kota-kota, di lumpur dan di pasir," kata Herman.

Selama petualaangan mereka selama 22 tahun, mobil antik itu melakukan pergantian ban sebanyak delapan set dan hanya dua kali turun mesin.

Mobil antik Herman kemudian dilengkapi dengan tenda kanvas di bagian atasnya untuk anak-anak tidur saat mereke berhenti untuk berkemah. "(Kondisi mobil ini) sekarang sudah lebih bagus daripada ketika pertama kali dipergunakan," kata Herman tentang mobil antinya yang telah dimodifikasi itu.

Saat di perjalanan, empat anak pasangan Herman dan Candelaria lahit. Mereka bernama Pampa, sekarang 19 tahun, yang lahir di Amerika Serikat, dan Tehue, 16 tahun, saat kunjungan kembali ke Argentina. Kemudian lahir Paloma, sekarang 14 tahun, yang lahir di Kanada dan Wallaby, 12 tahun, yang lahir di Australia.

Dengan bertambahnya anggota keluarga, mobil antik pasangan Herman dan Candelaria pun diperpanjang hingga 40 sentimeter untuk menambah kursi penumpang.

Keluarga pasangan Herman dan Candelaria menjadi bertambah besar setelah mereka memiliki seekor anjing bernama Timon dan seekor kucing bernama Hakuna selama mereka sementara menetap di Brasil pada 2020 karena Covid-19.

Bagian bagasi dari mobil antik pasangan Herman dan Candelaria dipergunakan sebagai area penyimpanan dapur dan panas mesin digunakan untuk memasak atau memanaskan air. Pakaian dan peralatan disimpan di bawah kursi. Dan selama bertahun-tahun, mobil antik mereka telah jadi tempat tinggal bagi keluarga ini.

"Rumahnya kecil tapi dengan halaman belakang yang luas, dengan pantai, gunung, dan danau. Jika Anda tidak suka pemandangannya, Anda bisa mengubahnya," gurau Herman.

Pada sisi mobil antik keluarga ini ada sebuah tulisan berbunyi "Sebuah keluarga yang berkeliling dunia". Keluarga Zapp biasanya tinggal sebagai tamu di rumah orang dan mereka memperkirakan sudah jadi tamu bagi sekitar 2.000 orang.

"Kemanusiaan luar biasa," kata Candelaria tentang keramahan orang-orang. "Banyak yang membantu hanya untuk menjadi bagian dari mimpi," imbuh dia.

Tapi petualangan keluarga ini tak selalu mulus. Herman pernah terkena malaria, keluarganya berkendara melintasi Asia selama wabah flu burung, dan harus berurusan dengan Ebola di Afrika dan demam berdarah di Amerika Tengah.

Kini keluarga itu sudah tiba di di jalan Kota Gualeguaychu, dimana orang-orang membunyikan klakson ketika mereka melihat Graham-Paige tua milik keluarga Zapp. Penggemar mobil antik berfoto dengannya dan beberapa membeli salinan buku yang ditulis Zapps tentang petualangan mereka, berjudul Catching A Dream. Mereka telah menjual sekitar 100.000 eksemplar dan mengatakan ini adalah sumber pendapatan utama mereka untuk semua perjalanan ini.

Sebagai catatan, mereka melakukan perjalanan di benua Amerika, Afrika, Oseania, Asia, dan Eropa, serta berlayar melintasi banyak lautan. Bagi anak-anak, itu adalah pengalaman yang tak terlupakan. Mereka melakukan studi jarak jauh dan belajar di rumah dengan Candelaria.

Sekarang, kelas tatap muka menunggu mereka di Argentina.

"Yang paling ingin saya lakukan adalah mencari banyak teman," ungkap Paloma. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top