Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Seberapa Burukkah Makanan Ultra-proses? Ini Penjelasan Para Ilmuwan

Foto : CNA/The New York Times/Casey Zhang

Daging asap, mi instan kering, irisan keju, hot dog, dan roti hot dog ditumpuk menjadi satu.

A   A   A   Pengaturan Font

Pada pertengahan tahun 1990-an, Carlos Monteiro, seorang ahli epidemiologi nutrisi di Brazil, menyadari sesuatu yang mengkhawatirkan: Angka obesitas di kalangan anak-anak di negaranya meningkat pesat.

Untuk memahami alasannya, ia dan rekan-rekannya di Universitas Sao Paulo meneliti data pola pembelian makanan rumah tangga Brazil untuk melihat apakah pola tersebut telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Para peneliti menemukan bahwa masyarakat membeli lebih sedikit gula, garam, minyak goreng dan bahan pokok seperti beras dan kacang-kacangan, serta lebih banyak membeli makanan olahan seperti soda, sosis, mi instan, roti kemasan, dan kue kering.

Untuk mendeskripsikan kategori makanan kedua tersebut, kata Dr Monteiro, tim memperkenalkan istilah baru ke dalam literatur ilmiah- makanan ultra-proses, atau ultraprocessed foods (UPF ) - dan mendefinisikannya. Mereka kemudian menghubungkan UPF dengan penambahan berat badan pada anak-anak dan orang dewasa di Brasil.

Sejak itu, para ilmuwan telah menemukan hubungan antara UPF dan berbagai kondisi kesehatan, termasuk penyakit jantung, diabetes tipe 2, obesitas, penyakit gastrointestinal dan depresi, serta kematian dini.

Hal ini memprihatinkan, kata para ahli, karena makanan ultraproses telah menjadi bagian utama dari pola makan masyarakat di seluruh dunia. Misalnya, makanan ini menyumbang 67 persen kalori yang dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja di Amerika Serikat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top