Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerawanan Pangan Dunia I Dewan Keamanan PBB Menyerukan Segera Hentikan Permusuhan

Sebanyak 74 Juta Orang di Afrika Butuh Bantuan Kemanusiaan

Foto : Sumber: FAO - KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

NAIROBI - Organisasi Pangan Dunia, Food and Agriculture Organization/FAO dalam laporan terbaru yang dirilis akhir pekan lalu menyebutkan jumlah orang di dunia yang mengalami kerawanan pangan terus meningkat. Sebanyak 74 juta orang hingga akhir Februari 2024 di Tanduk Besar Afrika sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Jumlah tersebut meningkat dibanding Januari sebelumnya yang tercatat 58,1 juta orang yang mengalami kerawanan pangan. FAO dan badan-badan kemanusiaan, termasuk Dana Anak-anak PBB dan Organisasi Migrasi Internasional mengaitkan lonjakan tersebut karena konflik di berbagai negara di kawasan itu serta fenomena cuaca buruk.

Negara-negara yang terdampak, antara lain Sudan, Ethiopia, Kenya, Djibouti, dan Sudan Selatan di Afrika Timur, serta Republik Demokratik Kongo dan Republik Afrika Tengah.

Di Kenya, lebih dari 1,5 juta orang mengalami kerawanan pangan, sementara di Sudan dan Sudan Selatan jumlah orang yang mengalami hal serupa mencapai masing-masing 17,7 juta dan 5,7 juta orang," sebut FAO.

"Krisis pangan di Sudan diperkirakan akan bertambah parah, didorong oleh terbatasnya ketersediaan pangan, gangguan pada jalur perdagangan dan pasar, tingginya harga komoditas, gangguan mata pencaharian, terbatasnya akses kemanusiaan, dan meluasnya pengungsian," sebut badan tersebut.

Di negara-negara tetangga, seperti Republik Afrika Tengah, Chad, Mesir, Ethiopia, dan Sudan Selatan. Konflik di Sudan memiliki dampak kemanusiaan yang parah, ditandai dengan lonjakan kedatangan pengungsi di tengah terbatasnya dana kemanusiaan.

"Bahkan sebelum konflik, negara-negara ini sudah bergulat dengan krisis lain, termasuk pengungsi dalam jumlah yang besar, konflik, pergolakan politik, kelaparan, dan berbagai tantangan ekonomi," ungkap laporan itu.

Badan-badan internasional juga menyebutkan, kalau El Nino 2023 berkontribusi pada peningkatan jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan di kawasan tersebut. Laporan juga menyerukan pemantauan ketat terhadap penyebab kerawanan pangan, termasuk risiko iklim, dan memperkuat tindakan antisipatif untuk pengurangan risiko bencana.

Malnutrisi Buruk

Sementara itu, otoritas global mengenai ketahanan pangan yang didukung PBB pada hari Jumat (29/3), memperingatkan Sudan membutuhkan tindakan segera untuk mencegah kematian yang meluas dan kehancuran total mata pencaharian serta mencegah krisis kelaparan yang parah.

Dikutip dari The Straits Times, Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu atau Integrated Food Security Phase Classification (IPC) sedianya akan menerbitkan pembaruan analisisnya pada bulan Desember yang menemukan bahwa hampir lima juta orang berada di ambang bencana kelaparan. Namun, hal itu tidak dapat dilakukan karena perang.

IPC mengatakan pihaknya meninjau bukti terbaru yang tersedia dan menerbitkan peringatan tersebut pada hari Jumat untuk menyatakan keprihatinan besar mengenai situasi yang memburuk dan untuk mendorong segera melakukan tindakan untuk mencegah kelaparan.

Perang meletus di Sudan pada tanggal 15 April 2023, antara tentara Sudan atau Sudanese army (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat atau Rapid Support Forces (RSF). PBB mengatakan hampir 25 juta orang atau setengah populasi Sudan, membutuhkan bantuan dan sekitar delapan juta orang telah meninggalkan rumah mereka.

"Tanpa penghentian segera permusuhan dan pengerahan bantuan kemanusiaan secara signifikan, penduduk Negara Bagian Khartoum dan Gezira, Greater Darfur dan Greater Kordofan, berisiko mencapai tingkat kerawanan pangan akut dan malnutrisi yang paling buruk selama musim paceklik mendatang, mulai April-Mei 2024," kata IPC.

Dewan Keamanan PBB bulan ini juga menyerukan penghentian segera permusuhan. Amerika Serikat (AS), pada Kamis lalu, memperingatkan bahwa mereka akan mendorong dewan itu untuk mengambil tindakan guna memberikan bantuan kepada orang-orang yang kelaparan di Sudan, mungkin dengan mengizinkan pengiriman lintas batas dari Chad.

IPC memperkirakan hampir lima juta orang mengalami kekurangan gizi akut, 3,6 juta di antaranya adalah anak-anak di bawah usia lima tahun dan 1,2 juta adalah wanita hamil dan menyusui.

Diperkirakan produksi serealia turun 46 persen dibandingkan tahun sebelumnya karena adanya konflik di area produksi tanaman primer selama puncak musim panen, dan harga pangan di pasar 73 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top