Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Sebabkan 6 Juta Kematian, Asal-usul Virus Corona Masih jadi Perdebatan

Foto : Unsplash

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Setelah lebih dari tiga tahun sejak pandemi Covid-19 dimulai, asal-usul virus corona yang menyebabkan lebih dari 6 juta kematian di seluruh dunia masih belum diketahui.

Kini, Departemen Energi Amerika Serikat (DOE) melaporkan adanya kemungkinan kecil bahwa pandemi yang menginfeksi 679 juta orang itu dimulai dengan kebocoran laboratorium. Hal itu diungkapkan oleh seorang anonim kepada outlet berita AS, The Associated Press.

Kesimpulan DOE pertama kali dilaporkan pada akhir pekan lalu oleh Wall Street Journal, yang mengatakan laporan rahasia itu didasarkan pada intelijen baru dan dicatat dalam pembaruan dokumen 2021. DOE sendiri diketahui mengawasi jaringan laboratorium nasional.

Laporan The Wall Street Journal sendiri mengacu pada laporan rahasia oleh kantor Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, yang sebelumnya lembaga tersebut sempat ragu-ragu perihal awal kemunculan virus Corona.

Dikutip dari Journal dan The New York Times, orang-orang yang membaca laporan rahasia tersebut menilai, departemen sebenarnya tidak begitu percaya diri perihal adanya berbagai teori asal-usul COVID-19 dari sejumlah lembaga dan pandemi yang melanda dunia pada awal 2020.

Meski kesimpulan baru inteligen itu masih di level "kepercayaan rendah", simpulan tersebut tetap dinilai penting karena departemen tersebut mengawasi jaringan laboratorium nasional, termasuk beberapa yang melakukan penelitian biologi tingkat lanjut.

Meski begitu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, John Kirby, mengatakan tidak ada konsensus mengenai asal muasal Covid-19.

"Saat ini tidak ada konsensus di pemerintah AS tentang bagaimana tepatnya COVID dimulai," kata John Kirby, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, pada Senin (28/2).

"Tidak ada konsensus komunitas intelijen," sambungnya.

Pejabat Gedung Putih pada hari Senin menolak untuk mengkonfirmasi laporan pers tentang penilaian tersebut.

Melansir AP, pada tahun 2021, para pejabat merilis ringkasan laporan intelijen yang mengatakan empat anggota komunitas intelijen AS percaya dengan keyakinan rendah bahwa virus pertama kali ditularkan dari hewan ke manusia, dan yang kelima percaya bahwa infeksi manusia pertama terkait dengan kebocoran laboratorium.

Sementara beberapa ilmuwan terbuka untuk teori kebocoran laboratorium, yang lain terus percaya bahwa virus berasal dari hewan, bermutasi, dan melompat ke manusia. Skema ini berangkat dari pengalaman infeksi sejumlah virus di masa lalu.

Para ahli mengatakan asal muasal sebenarnya dari pandemi mungkin tidak diketahui selama bertahun-tahun.

Investigasi Lanjutan

Alina Chan, seorang ahli biologi molekuler di Broad Institute of Massachusetts Institute of Technology dan Harvard, mengatakan "masuk akal untuk menyimpulkan" itu terkait dengan aktivitas di Institut Virologi Wuhan di Tiongkok.

Dia mengatakan proposal penelitian tahun 2018 yang ditulis bersama oleh para ilmuwan di sana dan kolaborator AS mereka "pada dasarnya menggambarkan cetak biru atau blueprint untuk virus mirip Covid-19."

"Kurang dari dua tahun kemudian, virus seperti itu menyebabkan wabah di kota itu," katanya.

Institut Wuhan telah mempelajari virus corona selama bertahun-tahun, sebagian karena kekhawatiran yang meluas bahwa virus corona dapat menjadi sumber pandemi berikutnya. Ironinya, hal itu terjadi saat ini.

Tidak ada badan intelijen yang mengatakan mereka yakin virus corona yang menjadi penyebab Covid-19 sengaja disebarkan ke masyarakat. Sekaligus menolak klaim yang menyebut bahwa virus tidak dikembangkan sebagai senjata biologis.

"Kecelakaan laboratorium terjadi pada frekuensi yang mengejutkan. Banyak orang tidak terlalu mendengar tentang kecelakaan laboratorium karena tidak dibicarakan secara publik," kata Chan, yang ikut menulis buku tentang pencarian asal-usul Covid-19.

Kecelakaan seperti itu "menggarisbawahi kebutuhan untuk membuat pekerjaan dengan patogen yang sangat berbahaya menjadi lebih transparan dan lebih akuntabel."

Tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penyelidikan lebih dalam terhadap kemungkinan kecelakaan laboratorium. Chan berharap laporan terbaru memicu penyelidikan lebih lanjut di AS.

Pada sisi kain, Pemerintah Tiongkok menekankan bahwa anggapan Covid-19 berasal dari laboratorium di negara itu "tidak berdasar".

Banyak ilmuwan lebih percaya bahwa virus corona ditularkan dari hewan ke manusia dan bukan karena kebocoran laboratorium. Mereka berteori virus tersebut muncul di alam liar dan melompat dari kelelawar ke manusia, baik secara langsung maupun melalui hewan lain.

Dalam makalah penelitian tahun 2021 di jurnal Cell misalnya, para ilmuwan mengatakan virus Covid-19 adalah virus corona kesembilan yang terdokumentasi dan berpotensi menginfeksi manusia. Penelitian menyoroti bahwa kesembilan virus yang beredar sebelumnya berasal dari hewan.

Dua penelitian, yang diterbitkan tahun lalu oleh jurnal Science, mendukung teori asal usul virus dari hewan.

Penelitian itu menemukan bahwa pasar grosir makanan laut Huanan di Wuhan kemungkinan merupakan pusat infeksi awal. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa virus kemungkinan besar menyebar dari hewan ke manusia dalam dua waktu yang berbeda.

AS harus lebih transparan dan merilis intelijen baru yang tampaknya memengaruhi DOE, kata Worobey.

Kirby sendiri menekankan bahwa Presiden Joe Biden percaya penting untuk mengetahui apa yang terjadi atau dalam hal ini mengenai asal virus Corona agar dapat mencegah pandemi di masa depan dengan lebih baik. Meski begitu, ia menegaskan bahwa penelitian semacam itu harus dilakukan dengan cara yang aman dan terjamin serta setransparan mungkin kepada masyarakat di seluruh dunia.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top