Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hilangnya Jurnalis I Turki Klaim Saudi Enggan Kerja Sama Usut Kematian Khashoggi

Saudi Ancam Lakukan Balasan

Foto : AFP/Yasin AKGUL

delegasi saudi l Seorang pengunjung meninggalkan Konsulat Arab Saudi, di Istanbul, Turki Sabtu (13/10). Sebuah delegasi yang terdiri dari atas 12 pejabat Saudi berada di Turki untuk membicarakan menghilangnya jurnalis Jamal Khashoggi, setelah Riyadh membantah tuduhan Turki, bahwa Khashoggi terbunuh di dalam Konsulat Istanbul. Misteri nasib Khashoggi yang belum terselesaikan 11 hari setelah dia masuk ke konsulat dan tidak muncul hingga kini.

A   A   A   Pengaturan Font

Tuduhan yang diikuti ancaman sanksi terhadap Saudi atas dugaan pembunuhan seorang wartawan, membuat Kerajaan ini berang.

DUBAI - Kerajaan Arab Saudi pada Minggu (14/10) mengeluarkan peringatan dengan menyatakan akan membalas siapapun yang menerapkan snaksi terhadap negaranya terkait raibnya jurnalsi bernama Jamal Khashoggi. Ancaman balasan itu disampaikan saat pasar saham di Riyadh anjlok secara tajam.

Sejak beredar kabar hilangnya jurnalis Khasoggi, sejumlah perusahaan raksasa mulai dari perusahaan teknologi hingga media dari negara Barat, terlihat menjauhkan diri dari negara kerajaan di Timur Tengah itu. Dampak dari hal itu bisa mengacaukan rencana reformasi ekonomi yang digagas Putera Mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman.

"Kerajaan Arab Saudi akan melawan setiap ancaman atau upaya melalui ancaman sanksi ekonomi, ataupun penggunaan tekanan politik," demikian pernyataan resmi dari pemerintah Arab Saudi seperti diumumkan lewat kantor berita SPA. "Riyadh akan merespons setiap aksi dengan balasan yang lebih berat," imbuhnya.

Sebelumnya pada Sabtu (13/10), Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengeluarkan ancaman akan menjatuhkan hukuman berat pada Arab Saudi jika Khashoggi, jurnalis pengkritik Pangeran Mohammed, dibunuh di kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. "Kami akan terus mendalami kasus ini dan akan ada hukuman berat," kata Presiden Trump saat acara 60 Minutes yang ditayangkan jaringan televisi CBS.

Selain AS, Turki pun terus menekan Arab Saudi dengan menyatakan bahwa negara kerajaan itu enggan untuk bekerja sama menyelidiki hilangnya jurnalis itu. Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu.

"Sejauh ini kami belum melihat adanya kerja sama terkait investigasi agar kasus ini terungkap. Ini yang kami inginkan," kata Menlu Cavusoglu.

Khashoggi adalah jurnalis kontributor bagi harian Washington Post. Ia dinyatakan raib setelah mengunjungi kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul sejak 2 Oktober lalu.

Pihak penyidik dari Turki menyakini bahwa Khashoggi telah dibunuh saat berada di kantor konsulat dan mengklaim mereka miliki rekaman suara bahwa Khashoggi telah disiksa dan dimutilasi.

Pihak Arab Saudi bersikeras bahwa Khashoggi telah meninggalkan kantor konsulatnya di Istanbul dan membantah ada perintah pembunuhan yang dilakukan oleh tim khusus dengan menyatakan bahwa tudingan itu sebuah kebohongan dan tak memiliki dasar. "Tudingan bahwa Kerajaan Arab Saudi telah memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi itu tidak benar," kata Menteri Dalam Negeri Arab Saudi, Pangeran Abdel Aziz bin Saud bin Nayef.

Kecaman terkait raibnya jurnalis ini tak semata membahayakan hubungan Arab Saudi dengan Turki, namun juga negara-negara Barat yang merupakan pendukung negara kerajaan di Timur Tengah itu serta rencana reformasi yang disuarakan Pangeran Mohammed bin Salman.

Terekam "Apple Watch"

Sementara itu harian Sabah yang pro terhadap pemerintah Turki menyatakan bahwa Khashoggi telah mengenakan Apple Watch saat ia memasuki kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul. Jam tangan cerdas itu telah disinkronisasikan dengan iPhone yang dipegang oleh tunangan jurnalis itu.

Harian itu menulis bahwa alat perekam di Apple Watch milik Khashoggi telah dinyalakan dan rekaman itu tersimpan di aplikasi penyimpan datacloud. "Saat Khashoggi diinterogasi, disiksa, dan dibantai, terekam di Apple Watch," demikian ditulis Sabah.

Harian itu menambahkan bahwa rekaman sempat dicoba untuk dihapus oleh tim pembunuh Saudi, namun hanya sebagian data saja yang berhasil dihapus.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top