Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Satu Tahun Invasi, Rusia Tak Berhenti Menyerang, Ukraina Tak Berhenti Bertahan

Foto : The Conversation/Freepik

Kota di Ukraina yang hancur akibat perang dengan Rusia.

A   A   A   Pengaturan Font

Posisi Zelenskyy juga sangat sulit. Tekanan dari negara-negara lain agar Rusia-Ukraina mencari jalan damai biasanya berujung pada dua hal: (1) mengakomodasi kepentingan Rusia, terutama dalam konteks konsesi teritorial dan keberadaan etnis dan penutur bahasa Rusia di Ukraina, serta (2) prospek bergabungnya Ukraina ke Uni Eropa dan NATO.

Masalahnya, meskipun Zelenskyy bisa saja mempertimbangkan aspek strategis dari kedua hal tersebut, sebagian besar masyarakat Ukraina satu suara menolak konsesi apa pun pada Rusia. Apabila Zelenskyy bertindak sendiri, tentu legitimasinya sebagai pemimpin akan hilang.

Terlebih lagi, masyarakat Ukraina sudah mengalami penderitaan selama satu tahun terakhir, sehingga tidak akan mau berurusan dengan penjajah dan penyerangnya. Dalam konteks ini, saya pribadi menganalogikan langkah memaksakan perdamaian maupun rekonsiliasi ini bagaikan memaksa korban perkosaan untuk berdamai dengan pemerkosanya.

Kita, sebagai pihak yang tidak merasakan penderitaan masyarakat Ukraina, sebaiknya tidak meminta mereka untuk berkorban lebih jauh lagi.

Dalam 10 poin tawaran perdamaian yang disampaikan secara virtual oleh Zelenskyy dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November lalu, terlihat jelas bahwa Ukraina baru akan bernegosiasi apabila Rusia berhenti melakukan agresi dan "pulang" ke wilayah mereka sendiri.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top