Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Santunan untuk Para Pahlawan Demokrasi di Jateng

Foto : istimewa

Tali Asih - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (kiri) memberikan tali asih kepada salah satu ahli waris anggota KPPS yang meninggal, di Kota Semarang, Jawa Tengah, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Suasana penuh haru saat air mata Tiflah Zakiyah jatuh. Dengan tangan gemetar, warga Desa Wonopringgo, Pekalongan, itu menerima santunan dari Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, di Kantor Gubernuran Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, baru-baru ini.

Santunan diterima Zakiyah atas meninggalnya sang ayah, Ahmad Sukadi, setelah menjalankan tugas sebagai anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Zakiyah tak sendiri. Ganjar memberikan santunan kepada 47 keluarga petugas pemilu yang meninggal dan sakit. Rinciannya, 34 santunan diberikan bagi keluarga korban yang meninggal, sisanya untuk yang sakit saat melaksanakan tugas selama pemilu.

Santunan diserahkan Ganjar kepada para ahli waris. Masing-masing mendapatkan 10 juta rupiah yang dananya bersumber dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pemprov Jateng. "Terharu, sedih sekali. Tapi terima kasih kepada Bapak Gubernur yang telah perhatian kepada kami," kata Zakiyah.

Remaja 17 tahun itu menceritakan, sebagai seorang aparatur di desanya, ayahnya sudah sering menjadi petugas pemilu. Namun, dia tidak pernah menyangka, jika pelaksanaan pemilu tahun ini menjadi pemisah antara keduanya. "Bapak tidak sakit, tapi punya riwayat darah tinggi. Saat dikabari Bapak meninggal, saya sedang di sekolah," tuturnya.

Hal senada disampaikan Anti Trianti (42 tahun), warga Kendal. Anti mengatakan jika dalam pemilu tahun ini, suaminya yang bertugas sebagai Hansip gugur dalam tugas. "Sore itu setelah tugas dari TPS, suami saya mengeluh masuk angin, terus saya kerokin. Belum selesai, dia izin ke kamar mandi, begitu keluar langsung jatuh," terangnya menangis.

Anti mengaku sudah mengikhlaskan kepergian suaminya. Semoga pengorbanan suami tidak sia-sia. "Terima kasih buat Pak Gubernur, semoga perjuangan suami saya dan semua yang menjadi korban dalam demokrasi ini tidak sia-sia," tuturnya.

Perlu Asuransi

Ganjar mengucapkan turut belasungkawa kepada para pahlawan pemilu atau petugas KPPS yang gugur dalam menjalankan tugasnya. "Ke depan, kami mendorong pihak yang berwenang yakni KPU untuk menyiapkan solusi. Saran saya sih ada asuransi agar kalau terjadi seperti ini ada yang bertanggung jawab," kata Ganjar.

Namun, karena kondisi saat ini darurat dan tidak ada yang menganggarkan maka Pemprov Jateng melakukan tindakan cepat dengan berinisiatif mencari sumber yang halal untuk santunan keluarga. "Kami cari sumber yang memungkinkan dan tidak melanggar aturan maka kami kover semuanya dengan Baznas. Masing-masing kami beri 10 juta rupiah," tuturnya.

Ganjar mengatakan masih akan terus menunggu data-data terbaru tentang petugas pemilu di Jateng yang meninggal. "Kami akan tunggu data-data itu agar mereka bisa mendapat satu penghargaan, itu tindakan cepat dari kami. Data masih bertambah, kami pastikan semua dapat," tegasnya.

Kejadian ini menjadi bahan evaluasi di Pemprov Jateng. Sudah dibicarakan kemungkinan skema penganggaran untuk kejadian darurat semacam ini. Apakah memungkinkan menggunakan anggaran untuk kondisi kedaruratan seperti ini.

"Kejadian ini tidak dipikirkan sebelumnya karena tidak berlangsung tiap tahun, tapi ini kejutan besar dan harus ditindaklanjuti cepat. Kami akan terus siaga sambil menunggu laporan lagi, untung Baznas kami bagus. Jadi bisa terkover semuanya," kata dia.

SM/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top