Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Sangat Berbahaya dan Berdampak ke Ekspor, Brasil Selidiki Kasus Dugaan Penyakit Sapi Gila pada Manusia

Foto : ANTARA/Reuters

Arsip - Kawanan sapi terlihat di sebuah peternakan berkabut di Chapada dos Guimaraes, Mato Grosso, Brasil, 2013.

A   A   A   Pengaturan Font

Rio De Janeiro - Otoritas Brasil sedang menyelidiki dua kasus dugaan penyakit sapi gila pada manusia di negara bagian Rio de Janeiro, kata pejabat kesehatan setempat lewat pernyataan, Kamis (11/11).

Temuan itu mendorong dikeluarkannya peringatan bahaya kepada pengemas daging yang telah menghentikan ekspor daging sapi ke China.

Pada 4 September Brasil mengonfirmasi dua kasus yang disebut penyakit sapi gila "tak biasa" pada hewan, sehingga memicu penangguhan ekspor daging sapi ke China berdasarkan perjanjian bilateral yang berlaku.

Pada saat itu Kementerian Pertanian Brazil menekankan bahwa dua kasus yang teridentifikasi di pabrik daging sapi di Negara Bagian Mato Grosso dan Minas Gerais muncul secara spontan dan tidak ada kaitannya dengan pakan yang terkontaminasi, seperti pada penyakit sapi gila umumnya.

Pada Kamis otoritas kesehatan di Kota Rio menyebutkan bahwa institut biomedis federal Fiocruz menandai dua kasus "penyakit prion", yang dapat muncul tiba-tiba pada pasien lansia atau pada populasi lebih muda yang mengonsumsi daging tercemar.

Menurut mereka, dua kasus yang teridentifikasi pada warga di pinggiran Rioitu telah dirujuk ke otoritas kesehatan negara bagian. Usia kedua pasien tidak disebutkan.

Kasus-kasus baru itu dapat semakin menunda keputusan China untuk mencabut larangan daging sapi Brazil.

Larangan itu telah membuat Brazil menghentikan puluhan pengiriman, mengalihkan banyak pengiriman lain, dan membebani ekspor daging sapi dari negara terbesar di Amerika Latin tersebut.

Kementerian Pertanian Brazil dan sejumlah produsen daging sapi utama, sepertiJBS SA, Minerva SA dan Marfrig Global Foods SA, belum berkomentar.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top