Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Sandiaga Uno Berkomitmen Bekali Santri dengan Ilmu Kekinian untuk Tingkatkan Daya Saing

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para santri menciptakan konten islami yang kreatif dan inspiratif serta memiliki nilai tambah ekonomi.

"Santri Digitalpreneur Indonesia (SDI) adalah program unggulan untuk memastikan terciptanya 1,1 juta lapangan kerja baru berkualitas pada 2022 dan 4,4 juta lapangan kerja pada 2024," kata Sandiaga dalam kunjungan kerja ke Pesantren Modern Al Amanah Junwangi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sebagai bagian dari program Santri Digitalpreneur Indonesia (SDI) 2022.

Sandiaga menambahkan, program Santri Digitalpreneur Indonesia berangkat dari pemahaman ada 28 ribu pondok pesantren dan 5 juta santri yang merupakan aset berharga. "Kami ingin para santri dibekali ilmu kekinian yang akan meningkatkan daya saing mereka dan dapat membawa Indonesia menuju negara adil makmur," tutur Menparekraf.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu mengatakan, para santri harus memiliki ilmu penting dalam menjawab tantangan di tengah ekonomi yang penuh gejolak. "Apabila santri memiliki kemampuan berinovasi, mereka bukan saja memiliki penghasilan namun juga menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja," urai Sandiaga.

Di kesempatan itu, Menparekraf berpesan agar para santri memiliki sifat inovatif, adaptif dan kolaboratif. "Untuk itu santri harus mengasah keterampilan, harus mampu mendapatkan inspirasi dari cerita untuk kemandirian para santri itu sendiri. Saya berpesan untuk menerapkan etos kerja 4As: Kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja ikhlas," ujar Menparekraf Sandiaga.

Tak lupa, Menparekraf berharap para santri mampu menciptakan peluang di era digitalisasi. "Jika dari 5 juta santri, 10% saja menciptakan 10 konten per minggu maka akan lima juta konten yang memiliki nilai tambah ekonomi dan kaidah islami. Ini yang jarang. Saat ini konten di dunia maya tidak punya nilai islami yang rahmatan lil alamin dan memupuk semangat beraklakul karimah," ujar Menparekraf Sandiaga.

Sandiaga menambahkan, saat ini kita memasuki era digital era yang disebut revolusi industri 4.0 dan society 4.0. "Era digital telah menghasilkan konten-konten di linimasa dunia maya dan nyata kita. Konten di televisi radio dan digital saat ini lebih banyak yang non-islami. Oleh karena itu, SDI hadir bersama Super Mentor untuk menginspirasi para santri yang jumlahnya 5 juta untuk mulai melek digitalisasi karena ini keniscayaan sebagai sarana mengejar ketinggalan. Bagaimana santri ke depan bukan hanya mencari lapangan kerja namun dapat menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja. Peluang ini kita manfaatkan sebaik-baiknya. Ini yang ingin kita dorong," ujar Menparekraf.

Menparekraf menyebut, saat ini ada total 190 juta pengguna medsos. "Ini hal yang tidak bisa kita lawan, namun kita harus melakukan kegiatan yang bisa menangkap peluang, mampu memberikan dakwah yang lebih baik lagi," ujarnya.

5 Tantangan Digital

Sandiaga menekankan, ada lima tantangan digital yang saat ini kita hadapi bersama, yakni Cyber Security, High Competition, Human Resources Development, Availability of Internet Access dan Regulation. "Untuk ketahanan digitalisasi maka data harus dipastikan aman. Terkait akses internet, di Sidoarjo sudah bagus - namun masih banyak daerah lain yang akses internetnya kurang. Sedangkan untuk regulasi harus memastikan kemandirian digital kita," ujarnya.

Untuk bisa menciptakan lapangan kerja, Sandiaga menekankan para santri harus memiliki inovasi, adaptasi dan kolaborasi. "Saya menjadi seperti sekarang karena kena PHK 25 tahun lalu, kehilangan penghasilan dan terpaksa harus bertahan hidup. Krisis itu mengubah kuadran saya dari karyawan menjadi pengusaha. Bermula dari 3 karyawan jatuh bangun semua dilewati. Dan 25 tahun kemudian menjadi usaha nasional yang mampu memberi lapangan kerja bagi 30 ribu orang," urai Menparekraf.

Kesempatan sama Menparekraf menyemangati para santri untuk tidak pantang menyerah dalam mengejar mimpi. "You can do it. SDI ini menjadi wadah bagaimana para santri dapat mencetak content creator dan podcast agar konten isinya tidak itu itu saja. Semoga pelatihan 4 hari nanti menjadi sebuah awal dari perjalanan panjang. Dalam membangun usaha ada jatuh bangun. Di balik kesulitan ada kemudahan. Santri digital harus jadi penggerak ekonomi negeri," ujarnya.

Saat berdialog dengan para santri, salah satu santri putra menanyakan bagaimana cara mewujudkan mimpi setinggi langit yang terus digerus pikiran buruk. "Pertama tidak ada mimpi yang terlalu indah. Allah berikan kemampuan kita berimajinasi, kita gantungkan cita-cita setinggi langit. Jika kita mencanangkan cita-cita tinggi, mendapatkan 70-80 persen saja sudah sangat baik," jawab Menparekraf.

Menparekraf mengingatkan Indonesia adalah negara kaya raya dan mendorong anak-anak muda mengambil peluang serta menjadi tuan rumah di negeri sendiri. "Ada banyak mimpi terkubur namun ada juga yang menjadi kenyataan. Saya ini contohnya. Dari awalnya tidak punya penghasilan karena kena PHK, dengan etos kerja 4As alhamdulillah saya bisa seperti sekarang. Mimpi saya saat itu menghidupi keluarga. Allah Maha Baik. Tidak hanya menghidupi keluarga saya, namun juga bisa menghidupi 30 ribu karyawan," Sandiaga menceritakan kisah hidupnya dalam meraih mimpi dari situasi terpuruk sebagai korban PHK saat krisis.

Tak dimungkiri, mimpi adalah hal mudah yang sulit adalah mengeksekusi mimpi. "Untuk itu, kita harus bisa upskilling atau meningkatkan keterampilan. Reskilling, belajar penyesuaian di masa pandemi dan new-skilling atau mempelajari keterampilan baru yang sebelumnya tidak ada. Misalnya sebuah profesi Youtuber, 10 tahun lalu tidak ada. Sekarang ini menjadi Youtuber menjadi sumber penghasilan bagi generasi muda. Juga food vlogger, kerjanya jalan-jalan, menceritakannya dalam bentuk video. Banyak yang menonton, dari video itu dia mendapatkan penghasilan. Jangan takut bermimpi. Insya Allah rezekimu akan terwujud," tandas Menparekraf.

Tentang SDI

SDI merupakan kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sebagai wadah pelatihan dan peningkatan kapasitas santri dan generasi milenial dalam menghadapi tantangan industri digital kreatif.

Tujuan Santri Digitalpreneur Indonesia 2022 antara lain adalah menciptakan santri yang berkarakter dan berintegritas tinggi dalam menghasilkan karya, memberdayakan santri unggulan hingga mampu bersaing di industri kreatif dan digital, menjadikan santri modern yang tetap menjunjung tinggi akhlakul karimah. Nantinya, santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi, penggerak konten-konten serta produk bermutu yang bernilai islami.

Kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia tahun lalu dilaksanakan secara online ketika masa pandemi, sehingga masih ada beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan pelatihan yang diikuti peserta selama 24 pertemuan, dan berlangsung kurang lebih 2 bulan, dengan 3 pilihan program kepelatihan.

Tahun ini, kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia dihadirkan dengan konsep yang berbeda dan hanya akan terfokus pada program "Kreatif dan Digital" dilaksanakan secara offline selama 4 hari di 8 kabupaten/kota terpilih, yaitu Tasikmalaya, Cirebon, Serang, Padang, Banjarmasin, Bondowoso, Sidoarjo dan Bangkalan.

Pelatihan diadakan di pesantren terpilih yang unggul dalam hal digital kreatif. Untuk Sidoarjo, terpilihlah Pesantren Modern Al Amanah Junwangi yang berada di Jl. Raya Junwangi No.43, Kwangen, Junwangi, Kec. Krian,
Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Pesantren yang berdiri sejak 1992 memiliki santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dan sekarang ada 2.500 santri yang mengenyam pendidikan di pesantren.

Beberapa keunggulan yang dimiliki pesantren ini adalah lingkungan asri yang dan bersih yang menunjang kenyamanan para santri menimba ilmu serta penggunaan bahasa bilingual yaitu bahasa Arab dan Inggris. Di sini juga tetap diajarkan bahasa Jawa, sehingga ada 1 hari dalam seminggu yang mewajibkan para santri menggunakan bahasa Jawa kromo inggil (bahasa Jawa halus). Hal ini sebagai upaya untuk membentuk santri yang berakhlakul karimah.

Pesantren ini secara aktif membagikan berita terkait kegiatan mereka di portal website www.al-amanahjunwangi.com serta memiliki kanal YouTube Al Amanah Junwangi TV. Di sini terdapat sanggar tahfiz entrepreneur, para santri tidak hanya diajarkan untuk menghafal Al-Quran tapi juga untuk belajar bisnis melalui media digital. Beberapa materi yang diajarkan antara lain ekonomi mikro, internet marketing dan web design.

Selain itu ada program khusus untuk pembelajaran kitab kuning dalam upaya mencetak ulama-ulama. Sejak 2018, Pesantren Modern Al Amanah Junwangi memiliki kegiatan perpustakaan keliling yang rutin dilakukan setiap 2 minggu sekali dengan mengunjungi SD/MI di Sidoarjo.

Untuk pelatihan Santri Digitalpreneur Indonesia di Sidoarjo tanggal 2-5 September 2022 terdapat 10 pesantren di wilayah Sidoarjo.

Dengan diadakannya program tahun ini secara offline, diharapkan akan lebih memaksimalkan proses pelatihan dari mentor-mentor profesional terbaik di bidang kreatif dan digital. Harapannya, para santri mampu mengenal lebih dalam industri kreatif yang sedang berkembang saat ini dan juga meningkatkan kemampuan mereka melalui seluruh rangkaian kegiatan Santri Digitalpreneur Indonesia 2022.

Di kota kelima, Santri Digitalprenuer Indonesia (SDI) berkolaborasi dengan NuvoPlay, sebuah platform digital buatan anak bangsa pertama yang menjadi one-stop multimedia library untuk semua jenis konten media (Audio, Video, Streaming & Internet TV). NuvoPlay menciptakan platform terbuka yang memudahkan para content creator untuk memiliki dampak langsung kepada masyarakat sekaligus dapat memonetisasi konten secara instan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top