Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Sama Seperti Kebijakan di Indonesia, Korsel Berencana Hidup "Lebih Normal" dengan Covid-19

Foto : ANTARA/Reuters

Arsip - Warga dengan memakai masker berjalan-jalan di Hanriver Park, Seoul, Korea Selatan, February 2021.

A   A   A   Pengaturan Font

Seoul - Korea Selatan sedang menyusun rencana tentang bagaimana hidup lebih normal dengan COVID-19 setelah 80 persen orang dewasa diharapkan telahdivaksin penuh pada akhir Oktober.

Negara itu berada di tengah gelombang infeksi terburuknya, tetapi telah mengendalikan jumlah kasus yang sakit parah melalui tingkat vaksinasi yang terus bertambah.

"Kami akan meninjau langkah-langkah yang akan memungkinkan kami untuk hidup lebih normal, tetapi perubahan seperti itu hanya akan diterapkan ketika kami mencapai tingkat vaksinasi yang tinggi dan situasi (COVID-19) secara keseluruhan stabil," kata pejabat senior Kementerian Kesehatan Korsel Son Young-rae dalam pengarahan pada Rabu.

Strategi tersebut akan diterapkan dengan mengurangi pembatasan secara bertahap, kata pihak berwenang.

Masker masih akan dibutuhkan setidaknya pada tahap awal.

Pemerintah berharap dapat mengimplementasikan rencana itu beberapa saat setelah akhir Oktober, ketika 80 persen dari populasi orang dewasa kemungkinan sudahdivaksin.

Hingga Selasa (7/9), Korsel telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin kepada 70,9 persen dari populasi orang dewasanya, sementara 42,6 persen sudah divaksin penuh.

Korsel melaporkan 2.050 kasus baru COVID-19 pada Selasa, dengan 2.014 kasus di antaranya berasal dari penularan lokal.

Negara itu memperpanjang pembatasan jarak sosial secara nasional hingga 3 Oktober sambil meningkatkan kampanye vaksinasi menjelang liburan thanksgiving yang jatuh akhir bulan ini.

Pembatasan yang saat ini berlaku di antaranya jam operasional bagi kafe dan restoran, serta jumlah orang yang diizinkan di pertemuan sosial.

Korsel telah mencatat 265.423 infeksi sejak pandemi dimulai, dengan 2.334 kematian.

Negara itu belum melihat peningkatan signifikan jumlah kematian akibat virus corona, dengan tingkat kematian 0,88 persen, yang sebagian besar disebabkanoleh tingkat vaksinasi yang tinggi di kalangan orang tua dan kelompok rentan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top