Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sama Seperti 6 Jenderal di Lubang Buaya, DN Aidit Pun Mayatnya Dimasukkan ke Sumur Tua, Ini Kisahnya

Foto : Istimewa

DN Aidit saat ditangkap pasukan TNI.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA -Tanggal 22 November 1965, mungkin adalah tanggal soal bagi Dipa Nusantara atau lebih dikenal dengan panggilan DN Aidit, Ketua Umum PKI.

Setelah sekian lama coba menghindar dari kejaran tentara setelah gagalnya gerakan 30 September di Jakarta, Aidit, Ketua PKI yang juga Menko dan Wakil Ketua MPRS kabur dari Jakarta ke Jawa Tengah.

Di Solo, ia sempat pindah tempat untuk sembunyi. Tapi di tanggal itu, Aidit tertangkap oleh pasukan pimpinan Kolonel Jasir Hadibroto di sebuah rumah milik Kasim.

Aidit tertangkap sedang sembunyi di sebuah lemari. Setelah itu nasibnya bisa ditebak. Ia mati dieksekusi tentara.

Setelah ditangkap, Aidit sempat diperiksa di markas tentara di Loji Gandrung. Selanjutnya, ia dibawa ke Semarang.

Rencananya Aidit dibawa ke markas Kodam Diponegoro di Semarang. Tapi entah mengapa, Kolonel Jasir tiba-tiba mengurungkan niat membawa Aidit ke Kodam Diponegoro.

Mungkin karena ada seorang Mayor yang coba meminta Jasir agar menyerahkan Aidit ke tangannya yang membuat anak buah Soeharto itu batalkan rencana membawa bos PKI itu ke Semarang.

Jasir justru membawa Aidit ke Boyolali. Aidit dibawa ke markas kesatuan Kostrad di sana. Di markas Kostrad di Boyolali, Kolonel Jasir meminta anak buahnya agar mencari sumur.

Aidit sudah merasa bahwa dirinya akan dieksekusi. Setelah sempat disuguhi kopi dan rokok, Aidit dibawa ke sumur tua tak jauh dari markas tentara.

Di sekitar sumur tua, telah siap regu tembak yang akan mengeksekusi Aidit. Sumur tua itu sendiri terletak di kebun pisang yang rimbun. Suasana sepi saat itu, maklum kebun itu jauh dari pemukiman warga.

Tahu bakal dieksekusi, Aidit panik dan coba menggertak Jasir. Ia mengingatkan Jasir bahwa dirinya adalah seorang Menko dan juga Wakil Ketua MPR. Aidit menggertak bahwa yang dilakukan Jasir itu tak pantas bagi seorang pejabat negara.

Aidit juga sempat menanyakan untuk apa dia dibawa ke sumur tua. "Apa ini sumur? Untuk apa?" Tanya Aidit pada Jasir.

Ditanya seperti itu, Jasir langsung menjawab dengan santai tapi lugas. "Saya mengerti pak, dan kalau bapak mau tahu sumur ini untuk apa? Ini buat bapak. Bapak tahu bukan kalau Pak Yani juga dimasukkan sumur seperti ini?" Begitu jawaban Jasir pada Aidit.

Aidit kian pucat wajahnya. Sebelum dieksekusi, ia minta waktu sebentar untuk berpidato. Aidit pun lantas berpidato. Saat ia sebut hidup PKI, Jasir yang sudah jengkel langsung memerintahkan regu tembak menjalankan tugasnya.

Maka pelatuk senjata pun ditarik. Bunyi senapan memecahkan keheningan malam. Aidit pun roboh. Hidup Ketua Umum PKI itu pun berakhir di tepi sumur. Sebuah adegan cerita yang mirip dengan para jenderal yang diculik sekelompok tentara pimpinan Letkol Untung Syamsuri.

Setelah ditembak, mayat Aidit pun kemudian dimasukan ke dalam sumur. Sumur lalu dijejali batang pisang dan ranting kayu. Kemudian ranting kayu itu dibakarnya, dengan tujuan menghilangkan jejak.

Usai mengeksekusi Aidit, Jasir melapor ke Pangkostrad, Mayjen Soeharto yang sedang berada di Gedung Agung, Yogyakarta. Pada Soeharto, Jasir menyatakan siap bertanggung jawab. Tapi Soeharto menegaskan, biar dia yang tanggung jawab.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top