Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Salah Tumpuan Mesir di Piala Afrika

Foto : AFP/NICOLAS ASFOURI
A   A   A   Pengaturan Font

KAIRO - Pemain depan Mesir dan Liverpool Mohamed Salah akan memanggul harapan tim tuan rumah Piala Afrika di pundaknya. Beban itu dipikul Salah hanya beberapa pekan setelah memenangkan mahkota Eropa bersama klubnya.

Pihak tuan rumah mengatakan bahwa 97 juta penduduk Mesir akan mendukung Salah. Striker Liverpool yang kini berusia 27 tahun itu juga akan berharap untuk menghapus mimpi buruknya pada Piala Dunia tahun lalu di Russia. Saat itu dia bermain dengan cedera bahu yang belum sembuh sepenuhnya. Mesir kemudian tersingkir di putaran pertama.

Kini, Salah menatap Piala Afrika dengan berada di level tinggi, setelah mencetak penalti pada menit kedua yang menempatkan Liverpool dalam laju memenangkan final Liga Champions melawan Tottenham di Madrid.

Pemain asal Mesir itu juga memenangkan Sepatu Emas sebagai pencetak gol terbanyak di Inggris untuk musim kedua berturut-turut. Meski demikian kali ini torehan 22 golnya disamai oleh rekan setimnya di Liverpool Sadio Mane dan pemain Arsenal Pierre- Emerick Aubameyang yang berbagi penghargaan. Keduanya akan bersaing dengan Salah di Piala Afrika.

"Begitu Salah menyentuh bola, dia berbahaya," ujar pemain Tunisia Naim Slit setelah menghadapi Mesir dalam pertandingan kualifikasi.

"Lawan tidak boleh membiarkan dia mendapatkan bola, karena sesuatu selalu terjadi ketika dia memilikinya," sambungnya.

Suasana hati dan kebugaran Salah untuk periode ini tahun lalu terganggu ketika bahunya cedera usai dijatuhkan oleh pemain Real Madrid Sergio Ramos pada final Liga Champions 2018 di Kiev. Dia harus keluar lapangan dan Liverpool kalah 3-1.

Meskipun belum pulih sepenuhnya, Salah tiba di Chechnya untuk Piala Dunia dan segera diarak dengan Presiden Ramzan Kadyrov.

Dia hanya cukup fit untuk menjadi pemain pengganti pada dua pertandingan pertama. Salah menjadi starter untuk pertandingan terakhir melawan Arab Saudi dan mencetak gol, tetapi tidak bisa mencegah Mesir mengalami kekalahan ketiga. Bencana Piala Dunia juga mengungkapkan bahwa level pemain Mesir lain jauh di bawah Salah.

Mampu membawa negaranya merebut gelar kedelapan Piala Afrika akan menjadi mahkota kebanggaan bagi pria yang tumbuh di desa Nagrig, Delta Nil.

Setelah Liverpool mengalahkan Spurs, Salah yang emosional mengatakan: "Saya membuat banyak pengorbanan untuk karier saya. Saya datang dari sebuah desa kecil dan pergi ke Kairo. Untuk menjadi orang Mesir di level ini (pada dunia sepakbola) adalah luar biasa."

Salah memulai karirnya di klub kecil Nagrig ketika berusia delapan tahun. "Saya melatih Mohamed Salah ketika dia masih anak-anak dan bakatnya jelas sejak dia dilahirkan," ujar Ghamri Abdelhamid Al-Saadani, pelatihnya saat itu.

Dia mengatakan keberhasilan Salah tidak dibangun di atas bakat saja: "Dia memiliki kemauan yang kuat dan kegigihan yang luar biasa." ben/AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top