Sajikan Karya Seni Berbasis Udara dan Cahaya

Trilumin by Architects of Air dari Inggris hadir di tengah pusat perbelanjaan Jakarta, tepatnya di Center Atrium Mal Taman Anggrek. Luminarium Trilumin adalah sebuah bangunan yang menggunakan udara sebagai bentuk seni.

Tidak berhenti di situ saja, terdapat pula ragam warna dan cahaya yang dapat memukau para pengunjung. Sebelum mengunjungi Indonesia, Trilumin by Architects of Air telah pergi ke 40 negara seperti Kanada, Australia, Norwegia, dan Jepang untuk mengadakan pameran seperti ini.

Memiliki konsep yang sama dengan akuarium, luminarium dijadikan sebagai tempat yang dapat menyimpan cahaya. "Jadi mereka menggunakan udara untuk membuat sebuah karya seni," ujar Cecilia Ruslie, Marcom Section Head PR and Loyalty Mal Taman Anggrek.

Pada pameran ini, terdapat lima ruangan yang terdiri dari green tree, neon dome, red tree, main dome, dan blue tree. Setiap ruangan terhubung dengan satu lorong dan yang lainnya, sehingga menciptakan sebuah labirin yang siap menyesatkan para pengunjungnya dalam lautan cahaya.

Hal itu tentunya dapat memberikan pengalaman unik yang berbeda-beda bagi setiap orang. Pada green tree, terdapat sebuah bentukan layaknya pohon yang berwarna hijau berkat ditimpali cahaya yang berasal dari luar pameran lebih meriah dengan desain yang terinspirasi dari arsitektur Islam, dengan bentuk seperti berlian dan garis-garis berwarna biru.

Pengunjung dibawa menikmati indahnya arsitektur bergaya Islam di tengah kegelapan, sehingga menambah cantik pemandangan tersebut. Sementara di main dome, terdapat titik-titik kecil di bagian kubahnya yang menggambarkan ragamnya miliaran bintang di angkasa saat malam hari.

Pengunjung pun dianjurkan untuk menikmatinya sambil berbaring untuk dapat merasakan secara langsung pengalaman tersebut. "Jadi saat masuk ke dalam, seperti bertransportasi ke dunia lain. Karena warna-warninya itu seperti tengah masuk ke planet lain," kata Cecille.

Terdapat pula spot-spot kecil berbentuk bulat yang dapat digunakan oleh para pengunjung yang hadir untuk duduk dan bersantai menikmati suasana dan alunan musik yang dimainkan, karena Trilumin memiliki konsep agar dapat membuat pengunjung rileks.

Untuk membuat pameran Trilumin ini, Architect by Air memerlukan waktu sekitar empat bulan untuk pengerjaannya dengan jumlah tim hingga sepuluh orang. Mereka menggunakan bahan PVC yang sangat tipis dan bekerja sama dengan perusahaan PVC di Prancis. Dipilih bahan tersebut agar cahaya bisa masuk menembus ke dalam ruangan dan cukup kuat untuk menahan cahaya. "Ada merah, biru, dan hijau untuk menembuskan cahayanya, dan perak untuk menahan cahaya sehingga tidak ada yang masuk. Biasanya kami mengadakan di luar ruangan di mana mendapat cahaya yang cukup dari Matahari, namun dengan berada di dalam mal seperti ini merupakan pengalaman baru dan menyenangkan," tutur Katie Gee selaku Exhibition Manager Architect by Air.

Pameran ini berlangsung hingga akhir September 2018 dan terbuka untuk umum bahkan ramah disabilitas.

Perhelatan Fesyen Pria

Industri fesyen terus berkembang, salah satu faktor pendukungnya adalah kontribusi perancang busana dan rumah mode dalam berinovasi menghasilkan sebuah karya. Tidak hanya fesyen wanita saja yang mengalami perkembangan, namun juga fesyen pria. Meskipun, masih sedikit industri fesyen pria di Indonesia, tidak menyurutkan Plaza Indonesia, untuk tidak menggelar perhelatan pekan mode busana pria.

Bertajuk Plaza Indonesia Men's Fashion Week 2018 (PIMFW 2018), acara ini menghadirkan 19 desainer lokal dan internasional. Perhelatan yang telah diadakan dari 24 sampai 28 September 2018 di Plaza Indonesia.

"Sebagai pusat retail fesyen, kami menyadari bahwa perkembangan industri mode bukan saja fokus pada pasar perempuan, tetapi segmentasi pria pun semakin memiliki kesadaran untuk mengikuti tren fesyen terkini," tutur Zamri Mamat, General Manager Marketing PT Plaza Indonesia Realty Tbk.

Tak hanya itu saja, kali ini juga PIMFW 2018 banyak melakukan kolaborasi bersama para desainer lokal dan label internasional untuk memperkenalkan tren fesyen pria yang mudah dikenakan, sekaligus memberikan edukasi pada pasar, konsumen, media, pecinta mode, retail, dan pelaku industri mode tentang perubahan pergerakan tren fashion pria itu sendiri.

PIMFW merupakan satu-satunya perhelatan pekan mode di Indonesia yag didedikasikan untuk kaum pria. Hal ini merupakan wujud komitmen para pelaku industri retail untuk memberikan platform bagi perancang busana untuk menampilkan tren dan karya mereka.

Terselenggaranya pekan mode khusus pria ini diharapkan dapat membantu industri mode baik desainer maupun label dalam meningkatkan bisnis, menghadirkan inspirasi, dan menjangkau target konsumen. Keterlibatan desainer dan label mode pada PIMFW 2018 pun telah melalui proses kurasi oleh tim internal Plaza Indonesia dengan melibatkan stakeholder terkait.

Desain maupun brand yang akan ikut serta pada PIMFW 2018 antara lain Alleira Batik x Michael Ong, Parang Kencana, Bateeq, Marks & Spencer, Canali, Diesel, Patrick Owen, Rococo The Men's Store, Antony Morato, (X)S.M.L x Mario Ginanjar, Ted Baker, Project x Rigio, AMOTSYAMSURIMUDA, Rama Dauhan, Ray Alan, ALLTHETHINGSIVEDONE, No'om No'mi, dan Danjyo Hiyoji.

Yang menarik dari perhelatan ini adalah curated show yang mempersembahkan tema Denim culture, di mana menampilkan koleksi para desainer Indonesia berkolaborasi dengan Lee Cooper.

Tema ini diangkat untuk menunjukkan bagaimana sejarah denim yang tidak lekang dimakan waktu dan masih relevan dengan pergerakan gaya kaum muda dan masyarakat urban masa kini.

"Tren mode pria masa kini juga berbicara tentang gaya, bagaimana ha tersebut dapat merepresentasikan gaya hidup yang modern, dinamis, dan serba ringkas. Salah satu gaya yang populer adalah denim. Maka dari itulah, kami mengajak para desainer untuk berkolaborasi dan berkreasi dengan denim," kata Ria Juwita, Senior Manager Event, Promotions, and Creative Services PT Plaza Indonesia Realty Tbk.

gma/R-1