Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Pasar - “Yield” Meningkat, Sejumlah Perusahaan Beralih ke Kredit

Saham Perbankan Masih Menarik

Foto : Sumber: IDX
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Saham sektor perbankan hingga akhir tahun masih akan terbang sehingga layak menjadi incaran investor. Hal ini tidak lepas dari kinerja perusahaan bank yang mencatatkan pertumbuhan.

Analis PT Narada Aset Manajemen, Kiswoyo Adi Joe, mengatakan saham sektor perbankan masih berpotensi untuk meningkat sampai akhir tahun. "Saham sektor perbankan tidak mengalami masalah atau gangguan di tahun ini.

Profitnya masih tetap besar pada tahun ini," ungkapnya kepada Koran Jakarta, Selasa (2/10). Meski saat ini laju IndeksHarga Saham Gabungan (IHSG) cenderung melemah, namun pergerakan saham sektor perbankan tidak terlalu berpengaruh bahkan menjadi pendorong HSG.

"Karena kinerja perbankan masih tetap bagus otomatis harga sahamnya akan bergerak naik lagi," jelas dia. Kiswoyo memperkirakan pendapatan sektor perbankan hingga akhir tahun ini bisa tumbuh minimal 10 persen.

Seiring dengan itu kinerja laba pun akan mengekor kenaikan pendapatan. "Sesudah Agustus pendapatan perbankan banyak yang tumbuh, jadi sampai akhir tahun tidak akan ada masalah," imbuhnya.

Terkait meningkatnya pertumbuhan kredit perbankan, menurut Kiswoyo, hal tersebut tidak ada kaitannya dengan peralihan dalam mencari pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan lantaran imbal hasil dalam menerbitkan obligasi meningkat, sehingga perusahaan lebih memilih pinjaman perbankan ketimbang menerbitkan obligasi.

"Masing- masing instrumen ada kelebihannya jadi tidak akan berpengaruh," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Taye Shim, mengatakan pada bulan Juli, pertumbuhan kredit bank mencapai 11,3 persen secara year on year (yoy), level tertinggi sejak Februari 2015.

Segmen korporasi adalah pendorong utama pertumbuhan kredit. "Namun, kami pikir angka pertumbuhan yang kuat tidak menunjukkan optimisme perusahaan, tetapi mencerminkan aliran uang dan low base effect," jelas Taye.

Pinjaman Korporasi

Taye memaparkan imbal hasil (yield) obligasi telah meningkat sejak Januari, menembus level 8,0 persen pada bulan Agustus. "Peningkatan imbal hasil obligasi menyebabkan perusahaan untuk beralih kembali ke industri perbankan.

Kami sekarang melihat pertumbuhan pinjaman korporasi sebagai bukti," katanya. Faktor lain pertumbuhan kredit lebih tinggi adalah low base effect dari kelemahan pada bulan Juli 2017 (-0,5 persen secara month on month/ mom).

Untuk 2018, Taye memperkirakan pertumbuhan kredit akan lebih baik daripada di 2017, seperti di lingkungan saat ini, bank memprioritaskan pertumbuhan kredit (Q) daripada bunga (P).

Segmen korporasi diperkirakan akan terus mendorong pertumbuhan kredit, sementara kredit rumah tangga dan UMKM akan berada pada level saat ini, dengan sedikit sentimen negatif.

Meskipun bank meningkatkan bunga deposito, pihaknya mempercayai dampak pada biaya dana akan tetap kecil, mengingat rasio CASA saat ini menurun. yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top