Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Emiten - Investor Sudah Mendeteksi AISA Bakal Terseret Kasus Hukum

Saham AISA Kembali Beranjak Naik

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kasus beras premi oplosan yang berujung pada penyegelan gudang utama milik anak usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), yakni PT Indo Beras Unggul (IBU) sempat menyebabkan harga saham AISA anjlok. Namun, setelah beberapa hari berjalan kini saham AISA mulai beranjak naik.

Pada penutupan perdagangan Senin (24/7), saham AISA berbalik arah dengan ditutup menguat naik 4,15 persen atau 50 poin ke level 1.255 rupiah per saham. Volume saham AISA yang diperdagangkan sebanyak 284,05 juta lembar dengan nilai transaksi 304,43 miliar rupiah dan frekuensi sebanyak 23.661 kali transaksi.

Tercatat saham AISA paling banyak dibeli oleh Mirae Asset Sekuritas (YP) sebesar 50,16 miliar rupiah. Lalu, diikuti Samuel Sekuritas Indonesia (IF) sebesar 23,71 miliar rupiah, serta Indo Premier Sekuritas (PD) 21,67 miliar rupiah.

Sebelumnya pada penutupan perdagangan Jumat (21/7), harga saham AISA ditutup merosot 24,92 persen atau 400 poin ke level 1.205 rupiah per saham, dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya sebesar 1.605 rupiah per saham. Padahal dari sisi fundamental, AISA membukukan kinerja yang positif.

Menurut analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, dari sisi fundamental kinerja AISA memang cukup baik. Namun, dengan mencuatnya kasus yang menerpa anak usaha AISA maka yang harus dilihat adalah pergeseran minat konsumen terhadap beras produk PT IBU. "Sebab, bicara fundamental maka bicara mengenai pendapatan.

Baca Juga :
Pesanan Meningkat

Nah, dalam kasus AISA yang harus diperhatikan adalah minat konsumen terhadap beras produk AISA," kata Reza saat dihubungi, kemarin. Reza menambahkan, jika terjadi pergeseran minat terhadap produk AISA, efeknya akan terasa pada pendapatan perseroan. Tapi, sejauh ini baik pasar maupun konsumen belum melihat ada peralihan produk AISA.

Walaupun dari sisi kinerja harga saham terpengaruh sehingga anjlok, tapi hal ini bersifat sementara dan juga pernah dialami oleh beberapa emiten yang tersandung kasus hukum. "Jadi ini bisa lebih ke arah efek psikologis pelaku pasar," tegas dia.

Sudah Terdeteksi

Dihubungi terpisah, analis Creative Insider Argha J Karo Karo menuturkan berita penyegelan gudang utama anak usaha AISA muncul seperti petir di siang bolong. Padahal, emiten yang satu ini sebelumnya dikenal sebagai emiten yang punya fundamental yang baik. "Bahkan, banyak pakar saham yang rajin merekomendasikannya di tengah masa penurunannya selama dua bulan terakhir.

Sebab, saham AISA dianggap layak untuk masuk dalam kategori value investing dan sangat baik dibeli ketika harganya turun," jelas Argha. Argha menambahkan, sesungguhnya indikasi AISA bakal terbelit kasus sudah terdeteksi ketika dua bulan terakhir mengalami penurunan harga saham dan adanya aksi jual besar-besaran oleh para big player dan investor asing di saham ini.

"Kita bisa melihat sejak akhir Mei lalu secara misterius investor asing terus melakukan penjualan secara masif di saham AISA. Ada aksi jual yang sangatsangat besar, sesuatu yang tidak pernah terjadi di masa lalu," terang Argha.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top