Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Sabalenka Merasa Lebih Kuat untuk Pertahankan Gelar Australian Open

Foto : antara

Aryna Sabalenka

A   A   A   Pengaturan Font

Petenis peringkat dua dunia Aryna Sabalenka merasa lebih kuat saat ini dibanding ketika memenangi Grand Slam perdananya di Australian Open tahun lalu, sehingga potensi untuk mempertahankan gelar semakin meningkat.

Petenis peringkat dua dunia Aryna Sabalenka merasa lebih kuat saat ini dibanding ketika memenangi Grand Slam perdananya di Australian Open tahun lalu, sehingga potensi untuk mempertahankan gelar semakin meningkat.

Petenis Belarusia itu memegang kendali penuh melawan petenis Amerika non-unggulan Amanda Anisimova, memenangi pertandingan 6-3, 6-2 dalam 70 menit untuk mencapai perempat final.

Sabalenka hanya kalah 11 gim dalam empat pertandingannya, dan dengan unggulan teratas Iga Swiatek tersingkir dari Australian Open, ia jelas difavoritkan untuk memenangi gelar Grand Slam tersebut.

Jika ia berhasil melakukannya, ia akan menjadi perempuan pertama yang mempertahankan gelar tersebut setelah rekan senegaranya Victoria Azarenka meraih prestasi tersebut pada 2013.

"Saya rasa saya merasa lebih kuat dibandingkan tahun lalu. Sejauh ini saya merasa baik-baik saja. Mudah-mudahan saya bisa mempertahankannya," kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP, Minggu.

"Saya menjadi lebih kuat karena saya menikmati atmosfernya dan saya sangat ingin bertahan di sini selama mungkin, hingga hari terakhir."

Dia menjadi petenis putri yang memenangi 11 pertandingan berturut-turut di Australian Open setelah Serena Williams antara 2017 hingga 2019. Williams tidak bermain di turnamen tersebut pada 2018.

Sabalenka juga menjadi petenis termuda yang mencapai enam perempat final Grand Slam putri berturut-turut setelah Amelie Mauresmo, yang mencapai prestasi tersebut antara US Open 2003 hingga Australian Open 2005.

Meski berhasil melewati tahun dengan capaian terbaik -- mencapai semifinal di French Open dan Wimbledon sebelum kalah dari Coco Gauff di final US Open -- ia mengatakan tidak ada yang berubah dari dirinya.

"Saya bisa mengatakan bahwa saya pikir saya akan merasa berbeda setelah memenangi Grand Slam," ujar Sabalenka.

"Tidak ada bedanya. Anda masih merasakan hal yang sama. Anda masih harus menampilkan permainan terbaik Anda. Anda masih harus berjuang untuk itu. Perasaan yang persis sama seperti yang saya rasakan satu tahun lalu."

Anisimova, yang sedang dalam masacomebacksetelah delapan bulan istirahat karena kelelahan dan masalah kesehatan mental, memenangi empat pertemuan dengan Sabalenka sebelumnya.

Namun, Sabalenka membalikkan keadaan saat terakhir kali mereka bertemu, di Roma pada 2022, dan dengan Anisimova yang kini berada di peringkat 442, hal itu sudah tampak jelas.

Anisimova tak punya jawaban atas kekuatan dahsyat Sabalenka di set pertama.

Unggulan kedua itu mencetakbreakpada gim kedua ketika pukulanforehandAnisimova mengenai net, dan petenis Amerika itu menyelamatkanbreak pointpada servis gim berikutnya untuk menghindari ketertinggalan lebih jauh.

Namun, Sabalenka berhasil memimpin. Kisah serupa terjadi di set kedua, dengan Sabalenka memanfaatkanunforced erroryang dilakukan Anisimova pada gim servis pembukanya untuk melakukan break krusial.

Breaklainnya membuat Sabalenka unggul 5-2, dan dia melakukan servis untuk menyelesaikan pertandingan tersebut dengan kemenangan.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Ones

Komentar

Komentar
()

Top