Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sabalenka Ingin Kembali Berlaga di Wimbledon

Foto : istimewa

Aryna Sabalenka

A   A   A   Pengaturan Font

DUBAI - Petenis nomor lima dunia asal Belarusia, Aryna Sabalenka, ingin bisa segera bermain di Wimbledon tahun depan. Sabalenka salah satu dari beberapa pemain peringkat tinggi yang dilarang tampil di Wimbledon tahun ini. Keputusan itu diambil setelah All England Club menerapkan larangan terhadap petenis Russia dan Belarusia tampil di Wimbledon. Ini sebagai tanggapan atas invasi Russia ke Ukraina.

"Saya tidak memiliki kendali atas situasi ini. Hanya duduk dan menunggu keputusan. Apa pun yang terjadi, terjadilah," ujar Sabalenka usai bertanding di Liga Tenis Dunia di Dubai, Rabu (21/12) waktu setempat.

"Jika mereka melarang kami satu tahun lagi, oke, terserah. Kami akan bersenang-senang di rumah. Saya akan menghabiskan waktu bersama keluarga. Apa pun yang mereka putuskan, saya tidak peduli dengan Wimbledon," sambungnya.

Ditanya apakah dia optimis All England Club akan membatalkan keputusan pelarangan tersebut, petenis berusia 24 tahun itu mengatakan, "Saya sangat berharap mereka akan sedikit lebih terbuka untuk kami." Tapi seperti yang ditunjukkan tahun lalu, mereka tidak terlalu senang dengan orang Belarusia dan Russia.

Petenis nomor satu Inggris, Cameron Norrie, ingin melihat petenis Russia dan Belarusia disambut kembali di Wimbledon. "Saya ingin pemain terbaik dunia bermain di Wimbledon," ujar Norrie, peringkat 14 dunia dan semifinalis Wimbledon 2022.

Norrie menilai, tahun lalu sangat berat bagi mereka, terutama bagi Daniil Medvedev dan Andrey Rublev yang memiliki peluang memenangkan Wimbledon. Hal itu terutama karena banyak yang dikorbankan orang-orang tersebut untuk memenangkan Grand Slam. Menurut media Inggris, keputusan All England Club mengenai masalah tersebut akan dibuat April 2023, sedangkan kompetisi di Wimbledon sendiri dimulai 3 Juli. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top