Saatnya Berbenah Rumah dengan Bahagia
Wanita yang memiliki bisnis online ini dapat bekerja dalam ruang rapi maupun ruang berantakan. "Saya termasuk orang yang memiliki toleransi terlalu tinggi terhadap ketidakrapian, nyaman ditempat rapi tetapi tidak masalah ditempat tidak rapi" ujar dia melalui laman komunikasi. Bagi dia bebenah hanya sebagai ganti suasana. Tapi dengan mudah, ruang kembali berantakan pada hari berikutnya. Terlebih dengan bekerja di rumah, ia tidak terlalu dituntut untuk membereskan "ruang kerjanya". Rupanya, pemahaman tersebut merupakan awal munculnya "malapetaka".
"Ruang tinggal sekaligus ruang kerja yang selama ini saya anggap nyaman ternyata memang ruang nyaman untuk bermalas-malasan," ujar dia. Berbagai masalah mulai bermunculan. Seperti, ketika dia ingin mengerjakan X ternyata beralih ke Y. Penyebabnya hanya mencari benda-benda terselip di ruang berantakan.
Baru disadari bahwa, ruang berantakan ternyata bukan sekedar barang yang tersebar di penjuru ruang melainkan adanya kesulitan untuk menemukan barang yang diinginkan. Metode beberes berdasarkan barang yang diinginkan ternyata cukup menguntungkan. Ning tidak perlu bebenah setiap waktu.
Karena, semua barang telah memiliki tempatnya dan setelah selesai digunakan akan kembali ke tempatnya. "Jadi suasana tetap rapi dan kondisif untuk bekerja maupun beristirahat secara optimal," ujar dia. Selain itu, ia merasa proses pembersihan rutin yang dulunya terasa melelahkan menjadi lebih membahagiakan. Pasalnya, benda-benda yang dibersihkan adalah benda-benda yang disukai, bermanfaat dan memberikan kegembiraan.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya