Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Saat Panglima TNI Bernostalgia Mengenang Masa-masa Kala Masih Jadi Taruna, Seperti Ini Kisahnya

Foto : Istimewa

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin acara reuni 35 Tahun pengabdian Adem 86 yang dihadiri perwakilan TNI-Polri di Akmil Magelang.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pada Senin (20/9), Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto hadir di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Orang nomor satu TNI ini hadir di Akmil untuk memimpin acara reuni 35 tahun pengabdian Adem 86 yang dihadiri perwakilan TNI-Polri. Acara ini juga diikuti secara virtual oleh peserta lainnya.

"Adem 86 atau Ikatan Alumni Akabri 86 merupakan sebuah kisah panjang yang dilalui oleh para prajurit TNI Polri yang kini menjadi sebuah kenangan perjalanan kisah 39 tahun yang lalu saat memulai kehidupan taruna pada tahun 1982 sangat indah untuk dikenang," kataKabidpenum Puspen TNI, Kolonel Laut (KH) Edys Riyanto dalam keterangannya yang diterima Koran Jakarta, Rabu (22/9).

Di acara tersebut, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bernostalgia mengenang kisah saat ia masih jadi taruna. Dia masih ingat masa saat pendaftaran Catar atau Calon Taruna. Atausaat mengikuti seleksi di Lembah Tidar.

"Bagaimana ada kawan yang tidak lulus maupun ada yang lulus masuk Akademi, namun tidak seperti yang mereka cita-citakan," kata Panglima TNI.

Panglima TNI pun kembali melanjutkan kisahnya. Katanya banyak tempat yang menyimpan kenangan di Akademi Militer. Misalnya Kali Baben di Akmil. Kali ini telah merendam Perwira TNI-Polri tidak terbilang jumlahnya.

"JugaGunung Tidar dan sekitarnya serta masyarakat Magelang dan sekitarnya yang begitu perhatian saat taruna melaksanakan latihan," ujarnya.

Hadi juga ingat satu kisah yang masih membekas di ingatannya. Kisah itu adalah tentang taruna yang pernah dihadiahi kalung pepaya dan harus dibawa terus berhari-hari. Panglima TNI juga bernostalgia dengan helm dengan nomor Akademi 335. Itu adalah nomor helm yang dahulu digunakannya. Orang nomor satu di TNI ini jugasempat menyandang senjata yang dulu digunakan sebagai senjata taruna.

"Dulu sering kita juga dihukum karena kesalahan sehingga tidak boleh menggunakan dalaman helm, hanya helm luarnya saja. Jadi kalau lari helm tidak stabil lari kanan kiri," terang Panglima TNI sambil tersenyum mengenang nostalgia dahulu.

Begitu pula dengan senjata, pertama kali diberikan lalu pegang dan diutak atik. "Main-main tangan kejepit setiap pagi diperintahkan memeriksa kebersihan senjata, namun ada saja yang masih kurang bersih," kata Panglima mengenang masa-masa saat masih taruna.

Selanjutnya, kata dia, para Alumni Adem 86 menjalani kehidupan taruna sesuai matra di masing-masing akademi, baik di Akmil, AAL, AAU, dan Akpol. Hingga akhirnya lulus dan dilantik menjadi Letnan Dua pada Upacara Prasetia Perwira di Istana Negara pada tanggal 20 September 1986.

"Prasetia Perwira tersebut merupakan langkah awal pengabdian Adem 86 kepada bangsa dan negara, baik sebagai Prajurit TNI maupun Bhayangkara Polri dan hingga hari ini, pengabdian Adem 86 yang telah melewati tiga dasawarsa, menjadi momentum yang sangat berarti bagi kita semua. Apalagi selama perjalanan 35 tahun masa pengabdian ini, Adem 86 telah memberikan dharma bhakti serta karya nyata terbaik bagi TNI dan Polri, masyarakat, bangsa dan negara," tuturnya.

Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan, saat ini sebagian keluarga besar Adem 86 telah memasuki masa purna. "Saya juga menyampaikan mohon doa restu rekan-rekan semua agar Adem 86 yang masih aktif dapat menyelesaikan tugas pengabdian ini dengan baik, aman, dan lancar sampai akhir masa bhakti kami di TNI dan Polri," ujarnya.

Di akhir acara, Panglima TNI pun mengutip kata-kata Jenderal Mc Arthur. Old soldiers never die, they just fade away, yang berarti prajurit tua tidak pernah mati, mereka hanya undur diri," katanya.

Kegiatan dilanjutkan Panglima TNI dengan Keluarga Besar Adem 86 dengan meresmikan Gapura Pintu 2 Akmil melalui penandatanganan prasasti dan menyerahkan buku kenangan serta 12 unit kendaraan serbaguna untuk Akmil, AAL, AAU, Akpol, dan Menchandra.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakasau Marsdya TNI Fahru Zaini Isnanto,Kabais TNI Letjen TNI Joni Supriyanto, Wagub Lemhannas Marsdya TNI Wieko Sofyan, Dankodiklat TNI Letjen TNI Tiopan Aritonang, Letjen TNI (Purn) Yoppie Onesimus Wayangkau, Laksdya TNI (Purn) Wuspo Lukito, Laksdya TNI (Purn) Mintoro Yulianto, Komjen Pol (Purn) Meochgiarto, Komjen Pol (Purn) Didi Widjanardi dan Gubernur Akmil serta segenap Keluarga Besar Adem 86 yang mengikuti Reuni secara virtual.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top