Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Saat Mendagri Tjahjo Rajin Kirimkan Petuah

Foto : KORAN JAKARTA/Muhaimin A Untung

Tahanan KPK - Wali Kota Tegal Siti Masitha Soeparno memakai baju rompi tahanan saat berjalan menuju mobil tahan seusai diperiksa di gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (30/8).

A   A   A   Pengaturan Font

Entah ada angin apa, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, akhirakhir ini rajin mengirimkan petuah. Petuah itu dikirimkannya melalui aplikasi kirim pesan WhatsApp (WA). Biasanya, Tjahjo mengirimkannya langsung ke grup WA para wartawan yang biasa meliput di Kementerian Dalam Negeri. Seperti kemarin, menjelang Subuh, Tjahjo kembali mengirimkan pesan berupa petuah. Entah ditujukan untuk siapa petuah yang dikirimkannya subuh hari itu.

Namun, sejak peristiwa operasi tangkap tangan Walikota Tegal Siti Masitha Soeparno mencuat jadi pemberitaan, Menteri Tjahjo tibatiba rajin mengirimkan pesan yang mirip petuah. "Renungan jelang subuh: Jangan pernah ada keraguan dan ketakutan di dalam hati dan jiwa. Jalankan saja Setiap langkah atau keputusan dengan semestinya.

Pertahankan apabila itu benar. Dan melangkahlah dengan keyakinan 5 (lima) waktu. Pastikan kita memohon setiap saat selalu dalam lindunganNya, Amin," begitu petuah subuh hari yang dikirimkan Tjahjo via WhatsApp. Sebelumnya, saat malam hari, Tjahjo juga mengirimkan pesan yang hampir mirip. Pesan berisi petuah-petuah.

Bahkan pesan yang dikirimkan itu sangat panjang. Mengurai tentang konsep melik dalam budaya Jawa. Pesan panjang lebar tentang melik itu diberi judul renungan diri. Ketika itu di grup wartawan Kemendagri memang ramai dibicarakan kasus OTT Wali Kota Tegal. "Renungan diri. Menginginkan sesuatu secara berlebihan akan menggendong lupa atau siapa pun yang terlalu besar melik-bahasa Jawa - atau keinginan, pamrih akan sesuatu, ia akan mudah melanggar tata aturan dan norma.

Melik berbeda dengan keinginan. Keinginan sama dengan angan-angan, cita-cita. Melik bersifat lebih keras, lebih parah, dan jika sudah terpaksa, orang yang memiliki melik akan melakukan cara apapun," kata Tjahjo dalam pesannya yang dikirimkan via WA. Lalu Tjahjo, melanjutkan pesannya. Kata dia, tidak heran, jika sudah sampai taraf melik, padahal sesuatu yang dimeliki tersebut sulit tercapai, orang yang ber-melik akan menganggap tidak ada salahnya untuk mencuri.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top