Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral I Kerja Sama Tiongkok-Russia Penting dalam Stabilkan Situasi Internasional

Russia-Tiongkok Pererat Diplomasi

Foto : AFP/SPUTNIK/Anton Novoderezhkin

Pertemuan Wang-Putin l Presiden Russia, Vladimir Putin, berjabat tangan dengan Direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Pusat Partai Komunis Tiongkok, Wang Yi, di Kremlin, Moskwa, pada Rabu (22/2). Pertemuan Wang dan Putin ini untuk menjalin hubungan yang lebih erat antara Tiongkok dan Russia.

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKWA - Tiongkok telah menolak untuk mengkritik invasi Russia selama setahun ini ke Ukraina tetapi membantah memberikan dukungan militer kepada pasukan Russia. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan pejabat-pejabat Tiongkok telah membahas isu ini dan bahkan pada kenyataannya, membantah isu itu dengan keras.

"Tidak ada yang perlu ditambahkan di sini," ucap Peskov.

Presiden Russia, Vladimir Putin, juga menyambut baik kedatangan mantan Menteri Luar Negeri Tiongkok yang saat ini menjadi Direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Pusat Partai Komunis Tiongkok, Wang Yi, ke Kremlin.

"Hubungan internasional kini lebih sulit. Hubungan itu tidak membaik setelah runtuhnya sistem bipolar, tetapi sebaliknya menjadi semakin tajam. Dalam hal ini, kerja sama di arena internasional antara Republik Rakyat Tiongkok dan Federasi Russia, seperti yang kami tekankan berulang kali, berperan penting dalam menstabilkan situasi internasional," kata Presiden Putin.

Kepada Wang Yi, Presiden Putin mengatakan bahwa ia menantikan kunjungan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, ke Russia, dan bahwa perdagangan bilateral antara kedua negara akan segera mencapai 200 miliar dollar AS per tahun, naik dari 185 miliar dollar AS tahun lalu.

Saat ini Tiongkok adalah pembeli minyak terbesar Russia, salah satu sumber utama pendapatan kas Moskwa.

"Semuanya maju, berkembang. Kami mencapai batas baru," ucap Presiden Putin.

Pada awal pembicaraannya dengan Wang, Presiden Putin memuji hubungan antara kedua negara. Dengan meningkatnya ketegangan dunia, kata Putin, kerja sama antara Republik Rakyat Tiongkok dan Federasi Russia di arena global sangat penting.

Wang, melalui seorang penerjemah, memberitahu Presiden Putin bahwa hubungan kedua negara tidak untuk melawan pihak ketiga mana pun, tetapi tidak akan menyerah pada tekanan dari pihak ketiga.

Stabilitas Asia-Pasifik

Sementara, Tiongkok pada Rabu mengatakan bahwa diplomat tingginya, Wang Yi, bertemu dengan Kepala Keamanan Russia di Moskwa. Kedua pihak sepakat bahwa perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik harus ditegakkan dengan tegas.

Wang bertemu dengan para pemimpin Mekanisme Konsultasi Keamanan Strategis Tiongkok-Russia, dan Sekretaris Dewan Keamanan Russia, Nikolai Patrushev. Kedua pihak membahas cara-cara untuk meningkatkan tata kelola dunia, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

"Pembicaraan kami tentang keamanan strategis adalah salah satu jalur yang sangat bermanfaat antara kedua negara kami, yang berperan penting dan unik dalam memperkuat kepercayaan dan kerja sama di bawah situasi internasional yang terus berubah," kata Wang.

Pasokan senjata Tiongkok ke Russia sendiri akan mengancam dan berpotensi meningkatkan perang Ukraina menjadi konfrontasi antara Russia dan Tiongkok di satu pihak, dan Ukraina serta aliansi militer NATO pimpinan AS di lain pihak.

Peskov mengatakan bahwa setelah berita Russia membatalkan perjanjian New START, pihaknya melihat reaksi pertama: cukup terkonsolidasi dari pihak-pihak yang mewakili Barat. AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top