Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perjanjian Senjata

Russia Pertimbangkan Usulan Pakta Nuklir AS

Foto : AFP/THOMAS PETER

Sergei Ryabkov

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKWA - Russia diwartakan siap mempertimbangkan beberapa usulan baru dari Amerika Serikat (AS) untuk mengganti pakta persenjataan nuklir era Perang Dingin yang dikenal dengan nama perjanjian pengendalian senjata nuklir jarak menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces/INF). Hal itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Ryabkov, Kamis (7/2).

"Pakta yang kini dibekukan itu bisa diganti perjanjian dengan ruang lingkup yang lebih luas dan meliputi lebih banyak negara," kata Ryabkov dalam konferensi pers di Moskwa.

Russia akhir pekan lalu membekukan perjanjian INF setelah Washington DC mengumumkan akan mundur dari perjanjian itu dalam waktu enam bulan, kecuali jika Russia mengakhiri hal yang mereka anggap sebagai pelanggaran terhadap pakta itu.

Perjanjian yang disahkan pada 1987 itu membatasi persenjataan rudal jarak menengah dua negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia tersebut. Meskipun demikian, kedua negara itu bebas untuk memproduksi dan mengerahkan rudal-rudalnya.

Presiden AS, Donald Trump, pada pekan lalu mengatakan bahwa ia ingin menggelar pembicaraan yang bertujuan untuk membuat perjanjian atas pengawasan terhadap persenjataan baru.

Sementara usulan baru untuk mengganti INF dicetuskan Presiden Trump saat menyampaikan pidato kenegaraan tahunan pada Selasa (5/2) malam.

"Tentu saja kami telah mempertimbangkan rujukan dalam pernyataan Presiden Trump mengenai kemungkinan sebuah perjanjian baru yang akan ditandatangani dan oleh karena itu, perjanjian ini juga harus memasukkan negara-negara lain sebagai pesertanya," ucap Ryabkov. "Kami menunggu usulan ini diwujudkan dan dibakukan," tambah Ryabkov sembari menuturkan bahwa AS belum mengirimkan usulan konkret mengenai pakta baru itu kepada Moskwa.

Usulan untuk mengganti INF yang disampaikan Trump pun mendapat tanggapan dari Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov. Menlu Russia itu mengatakan bahwa Russia telah menyampaikan sejumlah inisiatif kepada AS terkait hal ini, namun menurut Lavrov, Washington DC tidak pernah merespons proposal yang diajukan oleh Moskwa.

"Karena tidak ada respons, Presiden Russia, Vladimir Putin, mengeluarkan instruksi kepada saya dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu untuk menunggu sampai mitra Barat kami siap untuk menanggapi proposal yang telah dikirim kepada mereka sejak lama," ucap Lavrov.

Komentar Hillary

Sementara itu mantan menlu yang juga mantan kandidat Presiden AS, Hillary Clinton, mengecam langkah pemerintahan AS untuk menarik diri dari perjanjian INF tanpa benar-benar meminta pertanggungjawaban Presiden Putin atas pelanggaran atas perjanjian INF.

Hal itu dikemukakan Hillary di acara yang diselenggarakan oleh Sekolah Dinas Luar Negeri dan Institut Politik Serta Layanan Publik Universitas Georgetown pada Rabu (6/2) malam.

"Keputusan AS untuk menarik diri dari perjanjian INF merupakan hadiah untuk Presiden Putin," kata Hillary.

Ditambahkan Hillary bahwa alih-alih menuntut perundingan tentang masalah ini, AS memutuskan untuk mundur, Menurut Hillary hal itu amat disayangkan karena hanya akan membuat Russia akan lebih maju dan mengembangkan lebih banyak senjata.Ant/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara, AFP

Komentar

Komentar
()

Top