Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea

Russia Mungkin Turut Kembangkan Misil Korut

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

Misil balistik antarbenua Hwasong-18 milik Korut saat dipamerkan pada parede militer 28 Juli lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Misil balistik antarbenua (ICBM) terbaru Korea Utara (Korut), Hwasong-18, yang merupakan ICBM pertama yang menggunakan bahan bakar roket padat, telah memicu perdebatan baru tentang kemungkinan peran Russia dalam pengembangan misil Pyongyang.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Kamis (17/8) oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) yang berbasis di Washington DC, Dr Theodore Postol, profesor emeritus di Massachusetts Institute of Technology, berpendapat bahwa ICBM Hwasong-18 kemungkinan merupakan hasil kerja sama teknis yang bersumber dari Russia.

Hwasong-18 telah diuji dua kali, termasuk pada 12 Juli dalam waktu peluncuran terlama yang pernah ada untuk uji coba misil Korut. Hwasong-18 adalah ICBM pertama Korut yang menggunakan propelan padat, yang memungkinkan peluncuran misil lebih cepat dan lebih mudah selama perang. Misil itu pertama kali diterbangkan pada April lalu.

"Kemunculan tiba-tiba dari kemampuan canggih ini sulit untuk dijelaskan tanpa kerja sama dari pemerintah Russia dan para ilmuwannya," tulis Dr Postol, seraya mengatakan bahwa kesamaan visual menunjukkan bahwa Russia mungkin telah memutuskan untuk mentransfer ICBM propelan padat Topol- M yang juga dikenal sebagai SS-27, ke Korut.

AS Khawatir

Sementara itu Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden mengkhawatirkan potensi kerja sama misil antara Russia dan Korut.

"Mengenai laporan khusus ini, saya tidak punya komentar apa-apa untuk ditambahkan hari ini. Saya akan mengatakan itu adalah sesuatu yang komunitas intelijen kita perhatikan dengan seksama," kata Sullivan seraya mengatakan bahwa Russia telah berusaha mendapatkan materi untuk upaya perangnya di Ukraina dari Korut melalui penawaran beberapa jenis kerja sama keamanan sebagai balasannya.

"Saya tidak menyatakan bahwa itu yang terjadi hari ini, namun saya mengatakan ini karena masalah ini memprihatinkan," imbuh dia.

Sementara para peneliti dari James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) California mengatakan Hwasong-18 jelas mengambil beberapa inspirasi desain dari misil Russia, akan tetapi pemeriksaan yang cermat terhadap gambar, video, dan kinerja misil menunjukkan perbedaan yang jelas yang mengecualikan kemungkinan bahwa Russia mentransfer sistem ICBM lengkap dan mereka menyimpulkan bahwa beberapa sistem Hwasong-18 justru lebih mirip senjata Tiongkok.

Namun ada juga yang menduga bahwa Pyongyang memiliki banyak cara untuk mengumpulkan informasi tentang teknologi negara lain seperti bantuan dari sekelompok peretas Korut yang secara diam-diam membobol jaringan komputer di pengembang misil besar bahkan pengembang dari Russia. ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top