Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Krisis Myanmar

Russia Dukung Pendekatan Asean

Foto : AFP/YURI KOCHETKOV

Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Russia sangat mendukung upaya diplomatik Asia Tenggara untuk mengakhiri krisis di Myanmar dan telah menyampaikan pesan serupa kepada para pemimpin militer negara itu. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, saat berkunjung ke Jakarta, Selasa (6/7).

"Konsensus lima poin yang disepakati oleh Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) harus menjadi patokan agar situasi krisis bisa diselesaikan," kata Menlu Lavrov.

"Saat kami berbicara dengan pemimpin dan petinggi militer Myanmar, kami mendukung posisi Asean yang menurut pandangan kami harus dipertimbangkan sebagai patokan untuk menyelesaikan krisis ini dan membawa situasi kembali normal," imbuh dia.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi, mengatakan bahwa selama kunjungannya di Jakarta, Menlu Lavrov akan mengadakan pembicaraan secara virtual dengan para menlu negara anggota Asean lainnya.

Pernyataan Menlu Lavrov itu amat penting karena adanya kedekatan antara Russia dan militer Myanmar, ketika kekuatan global utama memberikan sanksi kepada bisnis dan para pemimpin di Myanmar serta menyerukan larangan global atas penjualan senjata ke negara itu.

Myanmar berada dalam krisis sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. Kudeta itu memicu kemarahan nasional yang dengan berubah menjadi aksi protes dan pemogokan yang ditumpas secara brutal oleh pasukan keamanan.

Saat ini situasi krisis di Myanmar nyaris berubah menjadi konflik perang sipil setelah terjadi beberapa pertempuran antara tentara dan milisi yang baru terbentuk di beberapa daerah dan pertempuran initelah membuat puluhan ribu orang mengungsi.

Akui Junta

Meskipun pemimpin junta, Min Aung Hlaing, menyetujui rencana perdamaian Asean yang dicapai pada April lalu, militer tidak menunjukkan itikad untuk menindaklanjutinya dan malah mengulangi rencananya sendiri yang sama sekali berbeda agar bisa memulihkan ketertiban dan demokrasi.

Upaya Asean bagi menyerukan dialog antara semua pihak, penunjukan utusan khusus, akses kemanusiaan yang lebih besar dan diakhirinya kekerasan di Myanmar ini telah membuat negara-negara anggota blok yang paling vokal seperti Indonesia, Malaysia dan Singapura, frustrasi oleh kurangnya tindakan oleh militer.

Walau telah menyatakan keprihatinan tentang kekerasan, Russia adalah salah satu dari sedikit negara yang telah mengakui junta.CNA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top