Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Russia Dikecam Karena Uji Senjata di Luar Angkasa

Foto : AFP/SAUL LOEB

John W “Jay” Raymond

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Pihak militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris pada Kamis (23/7) menuding Russia telah melakukan uji coba senjata antisatelit baru di luar angkasa pada awal bulan ini. Ini merupakan pertama kalinya AS mengeluarkan tudingan resmi terkait uji coba senjata luar angkasa terbaru yang dimiliki Russia. Sebelumnya AS menuding Russia telah menguji senjata antisatelit yang ditembakkan dari Bumi.

"Sebuah satelit Russia telah melepaskan sebuah objek yang bisa membidik sebuah satelit," demikian bunyi tudingan dari AS. "Komando Luar Angkasa AS memiliki bukti bahwa Russia telah melakukan uji coba non destruktif senjata antisatelit di luar angkasa. Ancaman terhadap sistem satelit AS dan sekutu ini nyata, serius dan semakin meningkat," imbuh komando AS itu.

Dalam keterangannya, Komando Luar Angkasa AS menyebut bahwa pada 15 Juli lalu sebuah satelit Russia, Cosmos 2543, telah melepaskan "objek" baru ke orbit. Satelit Cosmos 2543 sendiri telah mengorbit sejak 2019.

Dalam pernyataan disebutkan bahwa "objek" baru tersebut diluncurkan ke arah satelit Russia lain dimana Komando Luar Angkasa AS menyebut aktivitas itu sama sekali berbeda dengan sebuah misi inspeksi satelit.

"Aksi ini merupakan potensi ancaman bagi pemanfaatan luar angkasa secara damai dan berisiko menimbulkan puing yang bisa membahayakan bagi satelit lain maupun sistem luar angkasa yang amat penting bagi Bumi," kata Wakil Laksamana Udara Harvey Smyth yang menjabat sebagai ketua Direktorat Luar Angkasa Inggris.

Sementara itu Jenderal John W "Jay" Raymond, kepala Komando Luar Angkasa AS dalam pernyataannya menyatakan bahwa sistem satelit Russia yang dipergunakan untuk menguji senjata di orbit luar angkasa, serupa dengan sistem satelit yang dikhawatirkan AS pada awal tahun saat satelit Russia melakukan manuver dekat satelit milik pemerintah AS.

"Bukti terbaru ini mempertegas bahwa Russia terus mengembangkan dan menguji sistem persenjataan luar angkasa dan ini konsisten dengan doktrin militer Kremlin yang dipublikasikan untuk mengerahkan senjata yang berisiko bagi aset luar angkasa milik AS dan sekutunya," kata Jenderal Raymond.

Sementara itu wakil Menteri Luar Negeri AS untuk urusan pengendalian senjata, Christopher Ford, menyebut uji coba senjata Russia di luar angkasa itu sebagai sebuah kemunafikan Moskwa terkait upaya pengendalian persenjataan di luar angkasa.

Pertemuan di Wina

Satelit-satelit milik AS memiliki beragam peran penting seperti untuk navigasi, pembidik persenjataan dan pengumpulan data intelijen termasuk memantau program persenjataan nuklir Korea Utara serta aktivitas militer Russia dan Tiongkok. AS saat ini khawatir pada Beijing dan Moskwa karena semakin pesatnya kemampuan mereka untuk menghancurkan satelit-satelit di orbit.

Tudingan terhadap Russia itu dilontarkan di tengah ketegangan antara Washington DC dan Moskwa terkait sejumlah masalah. Selain itu pihak AS juga menuding Russia telah melakukan uji misil antisatelit pada April lalu.

Menyikapi laporan terbaru ini, juru runcing perlucutan senjata nuklir AS, Marshall Billingslea, secara tegas tak bisa menerima semua ini. "Ini akan jadi masalah besar dalam pertemuan di Wina, Austria, pada pekan depan," ucap Billingslea.

Pertemuan Wina pekan depan akan membahas pengganti traktat pengurangan senjata strategis baru (New Strategic Arms Reduction Treaty/New START). Terkait rencana pertemuan pembahasan New START ini, Presiden AS, Donald Trump, akan membujuk Presiden Russia, Vladimir Putin, untuk menghindari perlombaan senjata yang amat mahal antara AS, Russia, dan Tiongkok. AFP/CNN/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top