Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Rusia Tolak Tuduhan Penyebab Krisis Gas Eropa

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat membantah Rusia ada hubungannya dengan krisis energi Eropa, dengan mengatakan bahwa jika Uni Eropa menginginkan lebih banyak gas, mereka harus mencabut sanksi yang mencegah pembukaan pipa gas alam atau Nord Stream 2.

Nord Stream 2 adalah pipa gas alam yang memiliki panjang 1.234 kilometer dari Rusia ke Jerman yang melintasi Laut Baltik.

Pembangunan Nord Stream 2 dibiayai oleh Gazprom dan beberapa perusahaan energi Eropa.

Nord Stream 2 itu dimulai pada tahun 2011 untuk dapat melakukan perluasan jalur Nord Stream dan melipatgandakan kapasitas tahunan menjadi 110 miliar meter kubik.

Berbicara kepada wartawan setelah Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Organisasi Kerjasama Shanghai yang berada di Uzbekistan.

Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian menyalahkan apa yang disebutnya sebagai "agenda hijau" atas krisis energi dan bersikeras bahwa Rusia akan memenuhi kewajiban energinya.

"Intinya, jika Anda memiliki dorongan, jika itu sangat sulit bagi Anda, cabut saja sanksi pada Nord Stream 2, yaitu 55 miliar meter kubik gas per tahun, tekan saja tombolnya dan semuanya akan berjalan," kata Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pipa gas alam Nord Stream 2, yang terletak di dasar Laut Baltik hampir sejajar dengan Nord Stream 1, dibangun setahun yang lalu, tetapi Jerman memutuskan untuk tidak melanjutkannya hanya beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari.

Harga gas Eropa naik lebih dari dua kali lipat dari awal tahun di tengah penurunan pasokan Rusia.

Lonjakan harga tahun ini telah menekan konsumen yang sudah berjuang dan memaksa beberapa industri untuk menghentikan produksi.

Eropa menuduh Rusia mempersenjatai pasokan energi sebagai pembalasan atas sanksi Barat yang dijatuhkan pada Moskow atas invasinya ke Ukraina. Rusia mengatakan Barat telah melancarkan perang ekonomi dan sanksi telah menghambat operasi pipa Nord Stream 1.

Rusia telah memotong pasokan gas ke beberapa negara, termasuk Bulgaria dan Polandia, karena mereka menolak untuk membayar dalam rubel daripada mata uang kontrak.

Raksasa gas Rusia Gazprom (GAZP.MM) juga mengatakan awal bulan ini pipa Nord Stream 1, rute pasokan utama Eropa, akan tetap ditutup karena turbin di stasiun kompresor mengalami kebocoran oli mesin, menyebabkan harga gas grosir melonjak.

Shell telah beralih ke bisnis gas dan energi terbarukan untuk mendorong transisi masa depan yang lebih hijau. Kini perusahaan minyak asal Inggris itu telah memilih Wael Sawan untuk menggantikan Ben van Beurden sebagai kepala eksekutif (CEO).

Penunjukan Sawan sebagai CEO terjadi saat Shell bertujuan untuk mengurangi emisi menjadi nol bersih pada tahun 2050. Perusahaan berkomitmen menjauh dari bahan bakar fosil.

Kepala eksekutif (CEO) Wael Sawan, dipandang sebagai calon terdepan untuk menggantikan Ben van Beurden yang mengundurkan diri pada akhir tahun setelah hampir satu dekade memimpin dan bekerja selama 40 tahun atau dari 1983 di perusahaan tersebut. Ia merupakan pria keturunan Lebanon-Kanada berusia 48 tahun.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Mafani Fidesya

Komentar

Komentar
()

Top