Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Rusia Makin Bergejolak! 3 Minggu Mata Uangnya Terus Merosot!

Foto : Istimewa

Ilustrasi, Rubel, mata uang Rusia

A   A   A   Pengaturan Font

Rusia makin bergejolak di tengah konflik besarnya dengan Ukraina dan beberapa negara terkait hal itu yang menyebabkan nilai tukar mata uangnya yakni Rubel merosot.

Rubel, sudah lebih dari tiga minggu terus turun ke level terendah terhadap dolar di perdagangan Moskow pada Senin, (01/08).

Rubel adalah mata uang dengan kinerja terkuat di dunia sepanjang 2022, didorong oleh langkah-langkah untuk melindungi sistem keuangan Rusia dari sanksi Barat yang diberlakukan setelah Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari. Ini termasuk pembatasan rumah tangga Rusia menarik tabungan mata uang asing.

Merosotnya nilai Rubel ke nilai 1,1 persen terjadi pada pukul 07.29 GMT, terhadap dolar pada 62,30. Padahal sebelumnya menyentuh 62,4875, titik terlemahnya sejak 7 Juli. Rubel telah kehilangan 1,9 persen dan diperdagangkan pada 63,66 terhadap euro.

Harga minyak yang tinggi dan surplus transaksi berjalan yang kuat membendung beberapa kerugian minggu lalu, tetapi rubel masih kehilangan sekitar 7,0 persen terhadapgreenback.

"Rubel terus melemah karena berakhirnya periode pajak dan dividen," kata Dmitry Polevoy, kepala investasi di Locko Invest.

Periode pembayaran pajak yang biasanya melihat perusahaan-perusahaan pengekspor mengkonversi pendapatan mata uang asing mereka untuk membayar kewajiban lokal berakhir minggu lalu.

Polevoy mengatakan sangat mungkin bahwa rubel bisa segera melemah sementara menjadi 63-65 terhadap dolar.

Pasar juga mengantisipasi berita bahwa pemerintah akan segera mengubah dan mengembalikan aturan anggaran Rusia yang mengalihkan pendapatan minyak berlebih kerainy-day fund(dana yang disisihkan untuk digunakan pada saat terjadi kekurangan penerimaan atau defisit anggaran) dengan potongan harga baru.

Pejabat juga dapat beralih ke intervensi mata uang untuk mencoba mengekang penguatan rubel.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,5 persen menjadi diperdagangkan pada 103,4 dolar AS per barel, jatuh dari level tertinggi awal Juli yang dicapai pekan lalu.

Harga minyak di bawah tekanan akan berdampak pada rubel, kata analis Promsvyazbank, menunjukkan kisaran perdagangan untuk Senin 61-63 terhadap dolar.

Indeks saham Rusia juga jatuh. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 1,5 persen menjadi diperdagangkan di 1.112,9 poin, sedangkan indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,6 persen menjadi diperdagangkan di 2.200,9 poin.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Mafani Fidesya

Komentar

Komentar
()

Top