Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Rupiah Melemah, Pasar Masih Mencerna Efek Kenaikan Suku Bunga The Fed

Foto : antara

Teller menunjukkan lembaran rupiah dan dolar AS.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (18/3) pagi melemah seiring pelaku pasar yang masih mencerna efek kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

Rupiah bergerak melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.321 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.302 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/3), mengatakan, sentimen negatif terhadap aset berisiko terlihat pagi ini. Sebagian indeks saham Asia bergerak negatif dan indeks saham futures AS juga bergerak turun.

"Pasar mungkin masih mencerna dampak kenaikan suku bunga acuan AS meskipun sesuai dengan ekspektasi. The Fed memberikan indikasi akan menaikan suku bunga acuan pada sisa enam rapat tahun ini," ujar Ariston.

Menurut Ariston, kenaikan harga minyak mentah juga mungkin memberikan sentimen negatif ke pasar. Analis memperkirakan akan terjadi penurunan suplai di pasar karena pelarangan impor minyak dari Rusia. Harga minyak mentah kembali naik ke atas 100 dolar AS per barel.

"Kenaikan harga energi bisa mendorong kenaikan harga-harga konsumsi yang bila berlarut-larut dan akan menekan pertumbuhan ekonomi," kata Ariston.

Sementara itu, lanjut Ariston, invasi Rusia masih berlanjut meskipun perundingan gencatan senjata juga masih berlangsung. Disrupsi terhadap suplai minyak dan komoditas lainnya disebabkan oleh perang tersebut.

Di sisi lain, dari dalam negeri, Bank Indonesia mengatakan pertumbuhan ekonomi masih kuat dan inflasi masih terjaga.

"Jadi kondisi ekonomi dalam negeri sebenarnya mendukung penguatan rupiah. Surplus neraca perdagangan RI juga membantu menahan dampak negatif kenaikan suku bunga acuan AS terhadap rupiah," ujar Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah mungkin bisa melemah hari ini terhadap dolar AS ke kisaran Rp14 330 per dolar AS, dengan support di kisaran Rp14.260 per dolar AS.

Pada Kamis (17/3) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.302 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.312 per dolar AS.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top