Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Rupiah Melemah 1 Poin tapi Berpotensi Menguat, Ini Penyebabnya

Foto : ANTARA/Reno Esnir

Ilustrasi - Petugas menghitung uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, KCU Melawai, Jakarta, Selasa (16/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (27/10), berpotensi menguat di tengah isu perlambatan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

Rupiah pagi ini melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp15.564 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.563 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis (27/10), mengatakan saat ini sedang berkembang ekspektasi bahwa bank sentral AS The Federal Reserve akan memperlambat kenaikan suku bunga acuannya mulai Desember mendatang.

"Ekspektasi ini mendorong pasar melepas aset dolar dan masuk lagi ke aset berisiko termasuk rupiah dan bisa mendorong penguatan nilai tukar rupiah lagi hari ini terhadap dolar AS," ujar Ariston.

Kendati demikian, lanjut Ariston, di sisi lain pasar masih mewaspadai kenaikan suku bunga dan inflasi tinggi yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.

"Kekhawatiran ini mendorong kenaikan harga aset berisiko menjadi tertahan," kata Ariston.

Data ekonomi yang melemah memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju siklus kenaikan suku bunganya.

Pedagang dan ekonom memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps) keempat kalinya berturut-turut pada pekan depan, tetapi ada spekulasi yang berkembang bahwa bank sentral akan memperlambat kenaikan suku bunga menjadi 50 bps pada Desember.

Pandangan bahwa The Fed dapat mulai berubah arah pada Desember diperkuat oleh data pada Selasa (25/10) yang menunjukkan harga rumah AS merosot pada Agustus karena lonjakan suku bunga KPR melemahkan permintaan.

Data penjualan rumah keluarga tunggal baru AS juga turun pada September dan data untuk bulan sebelumnya direvisi lebih rendah, mendukung pandangan bahwa kenaikan suku bunga The Fed sudah bekerja terhadap ekonomi terbesar di dunia itu.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak ke arah Rp15.500 per dolar AS dengan potensi resisten Rp15.600 per dolar AS.

Pada Rabu (26/10) lalu, rupiah ditutup menguat 60 poin atau 0,38 persen ke posisi Rp15.563 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.623 per dolar AS.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top