Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Teleskop Astronomi

Runtuhkan Teori Geosentris Ptolomeus

Foto : AFP/ MAURO PIMENTEL
A   A   A   Pengaturan Font

Pemandangan baru yang disediakan oleh teleskop memang menimbulkan pertanyaan yang meresahkan bagi sebagian orang. Jika Matahari memiliki permukaan yang berubah, apa lagi yang berubah di alam semesta? Jika Matahari bukanlah contoh statis dari kesempurnaan ilahi, lalu apa sebenarnya tujuannya? Jika Bulan memiliki permukaan seperti Bumi, bagaimana dengan satelit lain dan bahkan planet?

Jika fitur geografis benda langit tertentu mirip dengan Bumi, mungkinkah ada kehidupan di tempat lain di alam semesta? Sekarang setelah seseorang menyadari skala baru alam semesta yang tak terhingga, seperti apa rupa Bumi jika dilihat melalui teleskop dari Jupiter?

Singkatnya, seluruh konsep bahwa Bumi dan umat manusia adalah pusat segala sesuatu, sebuah gagasan meyakinkan yang diabadikan oleh teori geosentris Ptolomeus, akhirnya runtuh.

Dengan teleskop, para tokoh tersebut telah membuktikan hal tersebut tidak benar.

Salah satu kemunculan penting teleskop dalam literatur adalah puisi Paradise Regained tahun 1667 karya John Milton (1608-1674). Dunia baru yang dibuka teleskop mempengaruhi genre sastra baru fiksi ilmiah dengan karya awal seperti The Man in the Moon karya Francis Godwin (diterbitkan tahun 1638), sebuah kisah perjalanan ke Bulan. Banyak karya serupa mengikutinya hingga abad ke-17.

Seiring waktu, penambahan teknis pada teleskop terus berlanjut. Mikrometer ditambahkan untuk mengambil pengukuran yang lebih tepat, terutama sudut. Ada teleskop ganda, yang memungkinkan dua pengamat melihat objek yang sama. Teleskop pemantul, yang dapat dibuat lebih kecil dari teleskop pembiasan, ditemukan pada 1668 oleh Isaac Newton.

Jenis ini menggunakan cermin lengkung yang terbuat dari paduan timah dan tembaga, yang meningkatkan kejernihan gambar yang dilihat dengan mengurangi penyimpangan kromatik, yaitu ketika semua warna gagal menyatu pada satu titik (masalah pada lensa kaca pada saat itu). Teleskop Newton memiliki perbesaran 40 kali dan terkadang lebih pendek dari teleskop pembiasan dengan kekuatan yang sama.

Pada abad ke-18, lensa yang terbuat dari berbagai jenis kaca mengurangi masalah chromatic aberration. Untuk digunakan pada jarak yang lebih pendek di darat atau laut, teleskop ganda teropong memungkinkan instrumen dipegang dengan lebih mantap dan memberikan tampilan tiga dimensi sehingga jarak dapat dinilai dengan lebih baik.

Observatorium untuk pengamatan langit pertama kali yang dibangun khusus ini menampung satu atau sekelompok teleskop astronomi didirikan di Paris pada 1667 atas dana pemerintah. Selanjutnya observatorium Greenwich yang didirikan pada 1675 mampu untuk mendapatkan peta langit yang lebih baik dan menjawab permasalahan navigasi praktis. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top