Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rp20 Triliun Bangun Bandara Baru, Kini Angkasa Pura Airports dalam Tekanan Keuangan

Foto : Istimewa

Ilustrasi Bandara Ahmad Yani Semarang.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pandemi Covid-19 melanda pada saat Angkasa Pura Airports tengah dan telah melakukan pengembangan berbagai bandaranya yang berada dalam kondisi lack of capacity atau kekurangan penumpang. Padahal biaya pengembangan bandara mencapai 20 triliun rupiah sehingga Angkasa Pura Airports kini dalam tekanan hebat keuangan.

Beriut detail biaya pengembangan bandara:

  1. Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo (YIA) yang menghabiskan biaya pembangunan hampir 12 triliun rupiah.
  2. Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang menghabiskan biaya pembangunan sebesar 2,3 triliun rupiah.
  3. Terminal Baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang sebesar 2,03 triliun rupiah.
  4. Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebesar 2,6 triliun rupiah.
  5. Dan beberapa pengembangan bandara lainnya seperti Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Lombok Praya, Terminal 1 Bandara Juanda Surabaya, Bandara Pattimura Ambon, Bandara El Tari Kupang.

Semua pengembangan bandara baru tersebut dibiayai melalui skema penggunaan dana internal dan berbagai sumber lain seperti kredit sindikasi perbankan serta obligasi. Hal ini jugadimaksudkan untuk menjaga konektivitas udara tanah air tetap terbuka serta mempercantik gerbang udara daerah lebih menarik.

"Seperti diketahui, sektor aviasi dan pariwisata merupakan sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19 di mana pandemi ini masih belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. Situasi pandemi yang berkepanjangan membawa tekanan kepada kinerja operasional dan keuangan Angkasa Pura Airports. Namun di tengah situasi sulit ini, manajemen telah menyiapkan sejumlah inisiatif strategis untuk meminimalisir dampak pandemi terhadap kinerja Angkasa Pura Airports, yaitu dengan melakukan restrukturisasi operasional dan finansial," ujar Direktur Utama Angkasa Pura Airports Faik Fahmi dalam rilis pers Senin (6/12).

Angkasa Pura Airports, dalam hal restrukturisasi lanjut Faik Fahmi, akan melakukan upaya asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional seperti layanan bandara berbasis trafik, simplifikasi organisasi, penundaan program investasi serta mendorong anak usaha untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru (transformasi bisnis).

"Kami optimistis dengan program restrukturisasi ini dapat memperkuat profil keuangan perusahaan ke depan. Terutama kemampuan kami untuk memastikan penambahan pendapatan cash in, efisiensi biaya dan upaya fund raising. Hal yang menggembirakan adalah adanya kenaikan trafik penumpang di akhir-akhir ini hingga mencapai 129.000 pada 28 November lalu dari rata-rata trafik sebelumnya yang hanya hanya sekitar 55.000 - 60.000 per hari. Hal ini yang membuat optimisme kami terjaga," ujar Faik Fahmi.

Selain itu, untuk mendorong peningkatan pendapatan lainnya, transformasi bisnis usaha yang dilakukan Angkasa Pura Airports adalah menjalin kerja sama mitra strategis untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, Bandara Lombok Praya; pemanfaatan lahan tidak produktif seperti lahan Kelan Bay Bali; dan mengembangkan airport city Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) serta eks Bandara Selaparang Lombok.

Angkasa Pura juga memiliki target hasil restrukturisasi mencapai tambahan dana 3,8 triliun rupiah, efisiensi biaya sebesar 704 miliar rupiah dan perolehan fund raising sebesar 3,5 triliun rupiah.

"Dan perlu diingat, dengan adanya pembangunan bandara Angkasa Pura I maka secara konsolidasi menambah aset perusahaan. Di 2021 ini akan mencapai 44 triliun rupiah dari semula 24 triliun rupiah di 2017, saat proyek-proyek pengembangan bandara mulai dilaksanakan. Tentunya dengan selesainya pelaksanaan pembangunan dan perluasan terminal bandara, maka seluruh bandara Angkasa Pura Airports menjadi lebih cantik, lebih nyaman, dan dapat secara fleksibel menerapkan protokol kesehatan dengan lebih baik lagi," ujar Faik Fahmi menambahkan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top