Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Romo Beny Mengajak Pilih Pemimpin Menggunakan Logika dan Akal Sehat

Foto : Istimewa

Romo Beny menyatakan bahwa para pemilih potensial adalah generasi Z yang harus diajak memilih secara rasional

A   A   A   Pengaturan Font

SOLO - Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Antonius Benny Susetyo, atau yang dikenal sebagai Romo Benny, baru-baru ini mengajak masyarakat menggunakan hak pilih dalam pemilu dengan menggunakan akal sehat dan logika yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Menurutnya, pemilu tahun 2024 akan menjadi pesta demokrasi terbesar bagi rakyat Indonesia. Selain memilih pemimpin di tingkat nasional, rakyat yang memiliki hak pilih juga menentukan pemimpin di tingkat provinsi, kabupaten dan kota.

Pemilu merupakan instrumen utama demokrasi yang memainkan peran Sebagai alat sirkulasi elit dan kepemimpinan, sekaligus medium aktualisasi hak dan kewajiban politik seluruh warga negara.

"Dalam gerak laju pelaksanaan pemilu, apa yang menjadi prinsip universal demokrasi menemukan momentum aktualisasinya; daulat rakyat, hak asasi manusia, kebebasan sipil, serta musyawarah mufakat," katanya dalam diskusipPublik dengan tema Wawasan Politik Menjelang Pemilu 2024, dalam rangka pertemuan sinodal 3 Gereja Utusan Pentakosta di Indonesia, di Solo, Kamis (24/1).

"Dengan memilih pemimpin yang tepat diharapkan kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang dibuktikan dengan tercapainya Indonesia Emas dapat terlaksana," tambah Benny.

Dengan kegiatan tersebut, diharapkan para kepala gereja dan pendeta dapat memimpin jemaat agar memilih dengan hati nurani dengan harapan para pemilih khususnya para pemilih pemula dapat menggunakan haknya dengan cerdas,tepat dan efektif sekaligus dapat menciptakan suasana pesta demokrasi yang aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat.

Benny menyatakan bahwa kita harus sadar bahwa Pemilu sebagai sarana demokrasi yang ideal dan benar benar adil adalah suatu hal yang Utopis. "Di lapangan kita menghadapi kenyataan bahwa ongkos pemilu yang mahal menjadikan hal yang seharusnya menjadi perayaan dan penghormatan terhadap demokrasi ini menjadi hal yang penuh intrik,dinamika dan transaksi."

Menurutnya, pada tahun 2024 tersebut kita sudah harus mulai bisa memperhatikan para calon pemimpin dengan melihat rekam jejak,kestabilan psikologis dan kemampuan mereka dalam berdiri bersama rakyat dan pemilih, kita harus bisa melihat pemimpin mana yang memiliki keutamaan yaitu mereka yang memiliki kematangan emosi, kearifan dan kebijaksanaan, menghormati keberagaman, hak asasi manusia dan peduli pada mereka yang terpinggirkan.

"Kita harus menyadari dalam era digital Ini sifat buruk bangsa Indonesia benar benar tergali, kita tak sadar menjadi pribadi yang melodramatis, mudah terjebak pada romantisme dan masa keemasan masa lalu serta menjadi mereka yang bersumbu pendek ,mereka yang menjadi komunitas pengiya kata yang membagikan hal dan Informasi tanpa menyaringnya terlebih dahulu," ungkapnya

Lebih lanjut Doktor Komunikasi Politik itu menyatakan bahwa para pemilih potensial adalah generasi Z yang harus diajak memilih secara rasional dan tidak terjebak memilih atas dasar afeksi, pengkultusan figur tertentu, politik Identitas dan romantisme masa lalu yang digunakan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk meraih kekuasaan.

"Kita harus membuat masyarakat khususnya para gen Z sadar bahwa martabat tidak bisa direduksi dengan uang dan udentitas, dan menjadi bermartabat, berarti mereka benar benar bisa memilih atas dasar pikiran sehat ,dan terhormat mereka memilih berdasarkan kenyataan bahwa Demokrasi tidak memberi jaminan kesejahteraan namun memberi jaminan mengenai kemanusiaan, kehormatan dan kesempatan," tuturnya.

Dalam kesempatan Ini Benny juga menyatakan bahwa sebagai Agen Perubahan kiranya para peserta diskusi dapat memberikan contoh dan edukasi politik kepada masyarakat di sekitarnya.

"Memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana cara memilih pemimpin misalnya dengan metode analisa kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) pada setiap calon calon pemimpin yang akan dipilih hingga benar benar didapatkan pemimpin yang benar benar efektif dan mampu bekerja sesuai ekspektasi," tutupnya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top