Roket SpaceX Meledak di Angkasa, Uji Terbang Starship Gagal Lagi

JAKARTA - Roket SpaceX meledak tak lama setelah diluncurkan dari Texas pada Kamis (6/3). Akibatnya, sejumlah penerbangan dihentikan dan peringatan dikeluarkan terkait jatuhnya puing-puing pesawat ruang angkasa.

SpaceX mengkonfirmasi pesawat tanpa awak tersebut mengalami "pembongkaran cepat yang tidak terjadwal" selama pendakiannya ke luar angkasa, dan kehilangan kontak dengan daratan.

Mengutip laporan BBC, SpaceX Starship yang besar, roket terbesar yang pernah dibuat, berputar tak terkendali tak lama setelah diluncurkan. Tidak ada korban luka atau kerusakan dilaporkan, tetapi gambar dari negara-negara kepulauan di Laut Karibia menunjukkan puing-puing yang terbakar jatuh dari langit.

Ini adalah misi kedelapan uji roket tersebut, dan kegagalannya yang kedua.

Pesawat ruang angkasa, yang berukuran 123 meter (403 kaki) saat lepas landas, dimaksudkan untuk memasuki kembali orbit Bumi di atas Samudra Hindia setelah penerbangan satu jam.

Pendorong Super Beratnya, yang membantunya meninggalkan tanah, berhasil kembali ke landasan peluncuran.

SpaceX, yang dimiliki oleh miliarder Elon Musk, mengatakan tim segera mulai berkoordinasi dengan pejabat keselamatan untuk "tanggapan darurat yang telah direncanakan sebelumnya".

Pernyataan itu mengatakan SpaceX akan meninjau data "untuk lebih memahami akar penyebab" kegagalan peluncuran dan mencatat ledakan terjadi setelah hilangnya "beberapa" mesin.

"Seperti biasa, keberhasilan datang dari apa yang kita pelajari, dan penerbangan hari ini akan menawarkan pelajaran tambahan untuk meningkatkan keandalan Starship."

Pernyataan tersebut mengatakan puing-puing seharusnya jatuh di area yang telah direncanakan sebelumnya dan roket tersebut tidak mengandung bahan beracun apa pun.

Perusahaan juga menyertakan alamat email dan nomor telepon bagi mereka yang yakin telah menemukan sisa-sisa pesawat tersebut.

Kecelakaan itu sempat menghentikan penerbangan di beberapa bandara Florida, termasuk Miami dan Orlando, karena khawatir terkena puing-puing yang terbakar.

Sebuah pernyataan dari Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mengatakan penerbangan masuk dan keluar bandara ditunda karena "insiden peluncuran luar angkasa".

Insiden ini terjadi setelah uji coba bulan Januari lalu yang mengakibatkan roket Starship gagal beberapa menit setelah diluncurkan dari fasilitas SpaceX di Texas.

FAA juga sempat menutup bandara dua bulan lalu, karena kekhawatiran yang sama mengenai jatuhnya puing-puing.

Setelah insiden Januari, FAA menghentikan peluncuran Starship dan mencatat, insiden tersebut telah menyebabkan kerusakan properti di Kepulauan Turks dan Caicos di Karibia.

"Sayangnya hal ini juga terjadi terakhir kali, jadi kami punya beberapa latihan sekarang," kata komentator penerbangan SpaceX Dan Huot kepada wartawan di lokasi peluncuran pada hari Kamis.

Peluncuran Starship terbaru ini dilakukan sebelum FAA selesai menyelidiki ledakan Januari, menurut laporan media AS.

Rekaman yang diunggah di X dimaksudkan untuk menunjukkan puing-puing roket yang berkobar jatuh di Laut Karibia. Di Bahama, orang-orang mengunggah bahwa mereka mencari tempat berlindung dari puing-puing.

Starship adalah roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat, dan merupakan kunci ambisi Musk untuk menjajah Mars.

Pesawat ruang angkasa Starship dan roket Super Heavy milik SpaceX - yang secara kolektif disebut sebagai Starship - dimaksudkan untuk dapat digunakan kembali sepenuhnya, kata perusahaan itu.

NASA berharap menggunakan versi modifikasi dari pesawat ruang angkasa tersebut sebagai pendarat manusia untuk misi Artemis untuk kembali ke Bulan.

Di masa depan, Musk ingin Starship melakukan perjalanan jarak jauh ke Mars dan Kembali, sekitar sembilan bulan perjalanan pulang pergi.

Namun Musk belum mengomentari tentang ledakan hari Kamis itu.